sponsor

Slider

Seputar Bekasi

Pemerintahan

Tokoh

Kuliner

Piknik

Olah Raga

Kemandirian Mengelola Pasar

KOTA - Komitmen Bersama dan Kemandirian Mengelola Pasar di Kota Bekasi

Wakil Walikota Bekasi H Ahmad Syaikhu mengatakan untuk mewujudkan pasar tradisional bersih dan sehat di Kota Bekasi, perlu keseriusan dan kerja keras bersama antara pemerintah dan pihak terkait lainnya.

Berbagai upaya dilakukan bersama mengelola pasar bersih dan sehat diantaranya dengan menjaga Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban (K3) di pasar, pengelolaan sampah pasar, dan pengelolaan parkir.

"Pengelolaan pasar bersih dan sehat yang sekarang dilakukan bukan hanya berkaitan dengan penilaian Adipura saja, kita ingin mengelola pasar lebih baik lagi sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat", ucapnya saat rapat pengelolaan pasar di ruang rapat Wakil Walikota, Kamis, (7/11) yang dihadiri Kepala Dinas Perekonomian Rakyat Cecep Suherlan, Kasatpol PP Yayan Yuliana dan para kepala unit pasar se-Kota Bekasi.

H Ahmad Syaikhu juga mengatakan agar format isian yang nanti akan diterimanya dapat diisi sesuai kondisi pasar yang ada dan tidak menutup-nutupi segala kekurangannya dilapangan. hal lain yang perlu dilakukan yakni mengidentifikasi kegiatan apa yang harus dilakukan masing-masing pasar untuk mewujudkan pasar bersih dan sehat.

"Dengan begitu,  kita mengetahui secara ril seperti apa kondisi sekarang ini, sehingga kita bisa malakukan penataan sesuai dengan kekurangan yang ada. seperti kondisi toilet hingga ketersediaan tempat pengelolaan sampah yang ada. hal tersebut dapat disampaikan sebenar-benarnya agar kita mulai dapat menatanya dan menentukan prioritasnya", kata H Ahmad Syaikhu.

lebih lanjut ia mengatakan, pengelolaan pasar selain penataan fisik juga perlu penataan kelembagaan agar kedepannya pasar lebih mandiri. Dispera Kota Bekasi perlu melakukan kajian kembali dan dikomunikasikan dengan bagian hukum mengenai bentuk kemandrian tersebut seperti melalui pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) atau bentuk Perusahan Daerah (PD).

"kita harus yakin dan percaya diri dalam mengelola pasar. pendapatan dari pasar dapat dipergunakan sendiri sehingga dalam mengelola pasar tidak menunggu anggaran daerah dan dapat dipertanggungjawabkan secara profesional. Kita harap dengan kemandirian potensi-potensi retribusi dapat dioptimalkan", Ucapnya

Terkait dengan retribusi, kita berupaya mengelola pasar akan diujicobakan sistem pemungutan retribusinya. "Penyalar akan menagih retribusi kepada para pedagang atau toko sehinga bisa dipastikan penghasilanyya bisa dilihat sesuai dengan potensi dan meminimalisir kebocoran. Pa Walikota Bekasi Dr H Rahmat Effendi dan saya berharap pasar-pasar dapat dikelola sendiri dan dapat menyejahterakan semua pihak yang ada di pasar baik itu pengelola, para pedagang, berkontribusi untuk pembangunan Kota Bekasi", Harap Wakil Walikota H AHmad SYaikhu.

Terkait yang disampaikan Kepala Dispera Cecep Suherlan mengenai ketersediaan armada pengangkut sampah, H Ahmad Syaikhu mengatakan penambahan armada juga akan dilihat dari jumlah kebutuhan yang ada di tiap pasar dan ia menilai juga perlu dilakukan pengelolaan sampah melalui komposting agar dapat mengurangi jumlah sampah yang diangkut ke TPA.
"Penambahan armada perlu dilakukan seiring dengan melakukan upaya pengelolaan sampah melalui komposting yang juga nilai tambah penilaian Adipura", sebutnya.

Hasil dari komposting menurutnya dapat dipergunakan atau dibeli Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi untuk dipergunakan untuk tanaman penghijauan di Kota Bekasi atau diberikan kepada masyarakat. Kadispera Cecep Suherlan mengatakan hingga kini hanya enam pasar yang mulai melakukan pengelolaan komposting dan itu tetap diapresisasi H Ahmad Syaikhu. (obi)

Pelatihan Teknis Aplikasi E-Commerce Tokopedia

Kota - Pelaku UMKM dituntut untuk lebih profesional dan memiliki daya saing yaitu dengan memanfaatkan e-commerce sebagai media pemasaran produk yang paling efektif dan efisien selain mengikuti pameran atau expo produk.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Disperindagkop Kota Bekasi, Drs Amit Riyadi, M.Si pada saat pembukaan Bimtek Aplikasi E-Bussiness dengan tema "Memanfaatkan Web Afiliasi Portal E-Commerce sebagai media promosi produk UMK" yang diselenggarakan oleh Kominfo RI Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Direktorat e-Business bekerjasama dengan Disperindagkop Kota Bekasi, Rabu, (27/2/2013) di Hotel Horison Bekasi.

Beliau juga mengatakan E-Commerce adalah salah satu bentuk terapan dari upaya pemasaran yang menggunakan media internet yang belum populer di kalangan UMKM khususnya di Kota Bekasi. 
Turut hadir sebagai narasumber, Drs Nizam W,MM Kasubdit Aplikasi Layanan E-Business, Narlisman Nahar Kabid UMKM Disperindagkop Kota Bekasi,  Suleman Ketua Himpunan UMKM Kota Bekasi, M.Malik Hakim Konsultan IT dan para pelaku UMKM sebagai peserta.
Materi yang diberikan pada peserta UMKM Kota Bekasi yaitu panduan pembuatan email Gmail untuk pemula, Membuat website berbentuk blog menggunakan Blogger untuk pemula, Panduan pembuatan toko online di tokopedia.com untuk pemula.
Menurut Kabid UMKM Narlisman Nahar, kedepannya diharapkan UMKM dI Kota Bekasi dapat menerapkan  Bimtek  tersebut yang telah diperkenalkan oleh Kominfo RI dengan membuat toko online, sehingga produk mereka akan lebih terkenal baik di indonesa maupun di luar negeri dengan memanfaatkan internet.
Perlu diketahui Tokopedia merupakan aplikasi dibawah naungan asosiasi E-Commerce Indonesia yang dapat dipertanggungjawabkan keamanannya.(amel)


Pemkot Berikan Modal Awal Sertifikat Halal

KOTA – Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Bekasi, Pemerintah Daerah akan memberikan modal awal berupa sertifikat halal untuk produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergerak dibidang makanan.

Hal itu diungkapkan oleh Drs. Amit Riyadi,M.Si selaku Kepala Dinas Perindustrian. Perdagangan dan Koperasi disaat pembukaan lomba makanan etnik seKota Bekasi Balai Patriot, Kamis (21/2/2013).

Lomba diikuti oleh 78 peserta di Seluruh UMKM makanan olahan yang mewakili kelurahan tempat mereka berdomisili usaha dan dihadiri oleh Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Bekasi, Ibu Gunarti Rahmat Effendi dan seluruh penggerak PKK Kecamatan.

Amit menambahkan bahwa sertifikat halal sangat dibutuhkan sebagai modal awal untuk produk makanan baik makanan olahan atau bahan baku makanan.

“Lomba ini diadakan untuk meningkatkan dan mengembangkan industri kreatif makanan olahan, yang kita utamakan berbahan baku lokal,” ucapnya.

Selain itu, lomba ini diadakan untuk memperingati hari jadi Kota Bekasi Ke-16. Pemenang lomba ini akan mewakili Kota Bekasi untuk mengikuti lomba sejenis yang akan dilaksanakan di Provinsi.

“Semakin banyak UMKM, maka tingkat penggaguran akan teratasi dan secara ekonomi kesejahteraaan masyarakat akan meningkat. Itulah yang ingin kita tuju,” ungkapnya.(amel)








Peserta Nomor 11 Juarai Lomba Makanan Etnik

KOTA – Tim dewan juri lomba makanan etnik tingkat Kota Bekasi yang digelar sejak pagi tadi, Kamis (21/2/2013) akhirnya menetapkan peserta nomor 11 dengan total nilai 900 menjadi juara pertama.

Ketua Tim juri, Agus langsung mengumumkan setelah menilai sebanyak 75 peserta yang memeriahkan lomba tersebut. Disusul sebagai juara kedua yaitu peserta nomor 20 dengan nilai 880 dan juara ketiga diraih peserta nomor 3 dengan nilai 875.

Sementara untuk juara harapan 1 diraih peserta nomor 1 dengan nilai 872, juara harapan 2 diraih peserta nomor 870, dan harapan 3 diraih peserta nomor 68 dengan nilai 867.

Agus mengatakan, pemenang yang ditetapkan yaitu berdasarkan hasil penilaian juri yang memiliki kriteria mulai dari rasa, gizi, keaslian makanan, kerapihan, dan kebersihan.

Sementara itu, Dewi, panitia penyelenggara mengatakan pemberian hadiah kepada pemenang akan diserahkan bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun Kota Bekasi ke-16, pada 10 Maret 2013 sekaligus melaksanakan upacara dan pelantikan Walikota Bekasi dan Wakilnya, kata Dewi. (amel)




Warga Kecewa Pasar Babelan Terbengkalai

KABUPATEN - Ratusan pedagang di Pasar Babelan terlantar lantaran pembangunan pasar tradisional sejak tiga tahun lalu tiga juga selesai.

Pengembang PT Jaya Persada Tomaco bangkrut sehingga tak dapat melanjutkan pembangunan tersebut. 


Namun, Pememerintah Kabupaten Bekasi tidak berupaya mengambil sikap. Akibatnya pedagang terlantar dan calon pembeli enggan datang dikarenakan kondisi pasar yang becek akibat bangunan yang belum juga selesai.

Sejumlah pedagang mengaku banyak calon pembeli yang enggan datang karena dianggap pembangunan pasar itu belum jadi.

"Namun karena kondisi bangunan yang selasai, pasar terus-terusan sepi," ungkap Muksin pedagang setempat.

Para pedagang berharap Pemkab Bekasi segera mengambil sikap, agar pembangunan pasar tersebut bissa dilanjutkan.

Kepala UPD Pasar Babelan, Atang mengatakan di pasar tersebut ada 1500 kios, pembangunan pasar ini harusnya sudah diserahterimakan dari pengembangnya ke Pemkab Bekasi pada tahun 2010 Lalu.

"Pedagang yang masih bertahan hanya sekitar sepertiga saja sekarang," ujar dia. (amel)



Pusat Perbelanjaan Tak Luput Diterjang Banjir

KOTA - Pusat perbelanjaan Bekasi Hypermall, di pertigaan Jalan Ahmad Yanin Tol Bekasi Barat, tergenang air sepinggang orang dewasa, sejak Rabu dini hari lalu.

Akibat genangan di lantai underground dan lantai dasar di pusat perbelanjaan yang dikenal dengan sebutan Giant ini tidak ada aktifitas.

Banjir disebabkan meluapnya Kali Bekasi ditambah hujan yang turun terus menerus sepanjang Selasa hingga Rabu dinihari. Banjir makin parah karena pompa yang ada di lantai bawah tanah itu tidak berfungsi maksimal dan malah rusak.

Sejumlah pedagang mengaku sudah diberitahu kalau air Kali Bekasi kondisinya naik, “Emang saya sudah dikasih tau kalau air Kalk Bekasi tinggi,” kata Atung, 25, pemilik konter selular.

Selain di pusat perbelanjaan Bekasi Hypermal, banjir juga merendam sejumlah titik pemukiman di dekat Kali Bekasi seperti di wilayah Pangkalan Bambu, Kelurahan Margahayu, dan Kelurahan Margajaya. Ratusan rumah warga terendam akibat masih belum selesainya proyek Siphon Kali Bekasi. (amel)





Pelatihan Keterampilan UMKM Kota Bekasi


KOTA – Sebanyak 50 pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berada di Kota Bekasi mengikuti kegiatan keterampilan selama 3 hari kedepan yang diselenggarakan Bidang UMKM pada Dinas Perindustrian, Perekonomian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop).

Pelatihan berlangsung di Mutiara Alam Resto, Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, Rabu (7/11/2012).

Kabid UMKM pada Disperindagkop Kota Bekasi, Narisman mengatakan pemberian pelatihan keterampilan kepada pelaku UMKM guna meningkatkan kualitas produktifitas produk UMKM. Selain itu juga perwujudan bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah dalam rangka mendorong pengembangan dan peningkatan efektifitas produktifitas usaha UMKM di Kota Bekasi.

Menurutnya, pemerintah juga siap memberikan fasilitas kepada pelaku UMKM atau kepada pelaku usaha lainnya demi meningkatkan perekonomian masyarakat. Tambah, Narisman materi serta praktek yang diberikan pihak Disperindagkop bekerja sama dengan salah satu perusahaan tata busana memberikan keterampilan memvariasi bahan pakaian agar lebih indah. Seperti, jilbab, horden, taplak meja, serbet serta memberikan keterampilan lainnya.

Sementara itu, penggiat tata busana Kota Bekasi, Ruby mengatakan peserta UMKM yang mendapat pelatihan tersebut terlebih dahulu diberikan materi sebagai gambaran dan selanjutnya dilakukan praktek langsung. “Kita sudah mempersiapkan bahan praktek dengan pola desain yang mudah untuk dimengerti”, kata Ruby.

Acara yang berlangsung selama 3 hari mulai, 7 -10 Nopember tersebut dibuka Kepala Dinas Perindagkop Kota Bekasi, Amit Riyadi sekaligus memberikan sambutan. (rinto)

Dodol Asli Bekasi Tak Kalah Saing


KOTA - Dodol adalah panganan wajib masyarakat Bekasi pada saat lebaran. Biasanya, kue ini dibuat ramai-ramai pada saat penghujung puasa.

Kini dodol kian sulit dijumpai, hanya di kampung-kampung yang masih kental menjadi tradisinya. Namun, masih ada orang yang setia membuat dodol hingga saat ini. Dialah Abdul Wadud.

Abdul sudah menekuni usaha pembuatan dodol khas Bekasi sejak 12 tahun silam. Bahkan dodol buatan dia sudah sampai ke Mesir, beberapa negara di Eropa dan Australia.

Kebanyakan, pesanan datang dari orang Bekasi yang kebetulan kuliah atau tinggal di luar negeri. Kini, bekerjasama sama dengan Karang Taruna Kecamatan Babelan, dodol buatan Abdul dipasarkan ke toko-toko dengan merek dagang bernama Bunga.

“Tadinya hanya terima pesanan saja, tapi sekarang dengan bantuan teman-teman sudah bisa didapat di toko-toko kue meskipun masih sedikit dan belum terlalu dikenal,” ujar Abdul.

Pria berkacamata ini menuturkan, keahlian membuat dodol didapat dari sang nenek yang terkenal sebagai pembuat dodol terlezat se-Babelan. Setiap lebaran atau acara hajatan, dia menemani sang nenek membuat dodol pesanan. Pada tahun 2004, dia mendapat tawaran untuk mengikuti pelatihan pembuatan dodol yang disponsori Karang Taruna dan Pemda Kabupaten Bekasi. Dengan harapan, bisa dikembangkan menjadi sentra industri rumahan yang produktif. Namun, dari sekian banyak peserta, hanya dia dan satu orang temannya di Kecamatan Sukatani yang sampai saat ini tetap bertahan.

“Membuat dodol itu tidak ada resepnya, tapi perlu keahlian khusus yang didapat dari pengalaman,” jelas dia.

Proses pembuatan dodol memang tidak mudah. Bahan baku yang digunakan harus berasal dari kualitas nomer satu, mulai dari kelapa, gula merah, ketan, sampai proses pengapian. Jika salah satu ada yang kurang, kualitas dodol kurang bagus, dalam bahasa masyarakat Bekasi disebut kriput atau naik gula.

“Jika salah memilih bahan baku, tidak akan jadi. Diperlukan rasa dan pengalaman,” kata dia.

Untuk satu kali proses pemasakan, diperlukan waktu 15 jam. Wajar, jika membuat dodol membutuhkan banyak tenaga orang. Biasanya, dodol dibuat pada saat menjelang lebaran atau hajatan. Dalam pandangan Abdul, hal ini mengandung filosofi yang sangat dalam. Sebab, dalam proses pembuatan tersebut, orang bisa saling berinteraksi, bercengkrama dan berbagi. Bahkan mitosnya, pada saat membuat dodol, tidak boleh berkata sembarangan dan bertindak sembrono.

“Dodol itu simbol prestise atau gengsi. Ongkos pembuatannya mahal dan susah. Makanya orang buat secara kolektif agar bercengkrama pada saat membuat dodol, inilah kelebihannya,” kata dia.

Kini, dengan keahlian yang dimiliki, Abdul mampu membuat dodol dengan beberapa pilihan rasa, di antaranya adalah pisang tape, nangka, duren, dan dodol betawi. Kemasannya pun tidak lagi lempengan, sudah dibuat beraneka ragam mulai dari kotak hingga bulat.

Namun, semua itu tidak mengurangi citrarasa. Harga jual dodol Bunga bervariasi antara Rp 12.000 – Rp 20.000. Kelebihan dodol Bekasi, kata Abdul, adalah punya daya tahan lebih lama. Dalam satu hari, Abdul bisa memasak dua kuali berisi 10 liter beras.

“Kelebihan dodol Bekasi adalah tanpa bahan pengawet, tapi daya tahannya bisa sampai enam bulan bahkan satu tahun. Makanya, jika dikirim ke luar negeri, tidak khawatir basi atau berjamur,” jelasnya.

Abdul menuturkan, usahanya ini bukan semata-mata mengejar keuntungan belaka. Dia merasa berkewajiban untuk melestarikan makanan khas Bekasi yang saat ini nyaris tergusur oleh berbagai biskuit buatan pabrik. Dia berharap agar pemerintah daerah mampu membantu mempromosikan dodol Bekasi.

“Cita-cita saya adalah menjadikan dodol Bekasi menjadi makanan khas yang dikenal ke seluruh penjuru Indonesia dan dunia,” pungkas Abdul.






sumber:bekasiraya.com/respati

Manjakan Lidah Kala Berbuka dengan Asinan Sayur Bekasi

Bekasi Selatan - Buka puasa ? Hemmm..mungkin asinan sayur khas Bekasi dapat Anda coba. Selain tidak membosankan, makanan ini terbilang ekslusif karena tidak banyak orang yang menjualnya. Tetapi masyarakat Bekasi selalu membanggakan asinan sayur ini.

“Pedagang asinan sayur seperti hantu saja. Kadang-kadang muncul pas kita tidak ingin beli. Tapi giliran “ngidam”, nyarinya setengah mati,” kata Nur(31), warga Margajaya yang tengah membeli asinan sayur pada penjual keliling di depan rumahnya.

Menurut Nur, membuat asinan tidak segampang membuat makanan seperti biasanya. Rasa yang dihasilkan asinan sayur tergantung peracikannya. Asinan sayur, kata Nur, sangat sensitif dengan percampuran bumbu-bumbunya. Kurang bumbu sedikit saja asinan sayur rasanya bakal tidak sesuai.

“Hampir setiap warung yang menjual asinan rasanya bisa berbeda. Lain dengan gado-gado yang relatif sama rasanya. Kalau bukan orang asli sini pasti tidak bisa,” katanya.

Asinan sayur memang bisa ditemui di luar Bekasi, misalnya di Bogor. Tetapi, bagi orang Betawi khususnya Bekasi, asinan sayur ini mempunyai perbedaan rasa yang sangat mencolok dengan asinan daerah lain, meski bahan pokok yang digunakan sama. Asinan sayur khas Bekasi cenderung manis dan asam, sedangkan di daerah Sunda agak asin.

Bahan untuk membuat asinan sayur Bekasi sebenarnya sangat sederhana. Anda hanya menyediakan sayur-sayuran seperti tauge, kol, wortel, mentimun dan daun sawi asin. Kemudian dirajang tipis-tipis dan direndam dalam air cuka selama beberapa saat. Bumbunya sambal kacang. Tetapi Anda juga mesti menyediakan saus gula merah untuk mengucuri asinan agar terasa legit dan manis.

“Kalau asinan Bekasi ya mesti pakai saus gula merah. Jangan lupa pakai sawi asin. Ini yang membedakan asinan Bekasi dengan asinan di daerah lain,” kata Ahmad(52), penjual asinan sayur keliling yang akrab disapa Babeh. Dia berkeliling di sekitar Desa Margajaya.

“Krupuk kuning juga jangan lupa. Itu wajib,” lanjutnya.

Harga yang ditawarkan Babeh cukup murah. Satu porsi asinan sayur hanya Rp6.000 saja. Bermodalkan gerobak mini, Babeh berjalan kaki mengelilingi Desa Margajaya. Paling jauh hingga ke Pasar Proyek. Saat melewati gang-gang sempit setiap sore, Babeh memukulkan besi hingga berdenting keras. Maka orang pun segera tahu bila Babeh lewat.

“Saya mulai jalan sehabis ashar. Paling ya muter-muter di sini saja,” kata Babeh.

Salah seorang warga, Nunik (35), mengaku selalu menunggu kehadiran asinan sayur buatan Babeh. Menurutnya, asinan yang rasanya seperti asinan buatan Babeh sangat jarang. Memang ada orang yang menjual asinan, tapi biasanya tidak menggunakan saus gula merah dan sawi asin. Sehingga, kata Nunik, asinannya terasa hambar.

“Saya selalu menunggu kalau sore hari, kira-kira menjelang maghrib. Apalagi di bulan puasa seperti ini. Sayang sekali di Bekasi jarang saya temui asinan serupa. Padahal kata teman saya, ini asinan sayur khas Bekasi. Pernah dengar ada asinan yang seperti ini, tapi kebanyakan justru di Jakarta,” ungkap Nunik, warga pendatang yang kini menetap di Bekasi.


Anda tertarik? Cobalah menu asinan sayur khas Bekasi untuk buka puasa Anda bersama keluarga. Barangkali Anda dapat membuatnya sendiri. Menikmati makanan sambil melestarikannya tentu sangat bermanfaat, bukan? (Respati Wasesa)
(brat)

Sepotong Nilai dalam Pecak Bandeng Khas Bekasi

Bekasi - Bila Anda orang Bekasi, mungkin tidak asing dengan menu khas pecak bandeng. Biasanya, masyarakat Bekasi menyajikan pecak bandeng saat buka puasa terakhir atau satu hari sebelum lebaran. Budaya ini merupakan bentuk bakti seorang anak terhadap orangtua. Anak (sudah berkeluarga) bisa dianggap tidak tahu tata krama kalau tak membawakan pecak bandeng untuk orangtua.

“Walaupun saya menantu, kalau istri tak membuat pecak bandeng pasti saya kena marah mertua,” ucap Hari (33) yang tinggal di Kampung Bungur.

Menurut Hari, ia merasakan benar perbedaan budaya (kuliner) Bekasi dengan budaya daerahnya di luar Pulau Jawa. Kadang-kadang terasa sangat janggal dan unik. Sering sekali ia mencicipi makanan buatan keluarga istrinya yang tak pernah ia temui di Padang.

“Saya pernah dibuatkan kue bahannya dari bihun. Awalnya saya terkejut, tapi setelah dicicipi ternyata rasanya enak,” ungkapnya.

Saat menikmati pecak bandeng, ada aturan yang berlaku dan mesti dituruti anggota keluarga. Misalnya, kepala ikan bandeng hanya boleh dimakan oleh kepala keluarga, sedangkan sang anak makan daging atau buntutnya saja. Walaupun terkesan aneh, sebenarnya budaya Bekasi memiliki nilai-nilai luhur, khususnya dalam hubungan kekeluargaan.

“Bayangkan, masa anak muda tidak boleh makan kepala bandeng, padahal kan yang enak justru kepalanya. Meskipun begitu, budaya ini mengajarkan kepada kita bahwa anak muda harus menghargai orang yang lebih tua,” kata Pria berdarah Padang yang menikah dengan wanita Bekasi ini sambil bercanda.

Sementara istri Hari, Midah (29), mengaku tidak terlalu kerepotan membuat pecak bandeng. Katanya, bumbu yang dibutuhkan untuk bikin masakan khas Bekasi ini tidak terlalu banyak, harganya murah, dan sering dijumpai di pasar maupun di tukang sayur keliling.

Dua hari sebelum lebaran di Bekasi Anda dapat menjumpai “pasar bandeng”. Hampir semua pasar di Bekasi menjual ikan bandeng. Padahal di hari-hari biasa ikan bandeng jarang ditemui. Masyarakat Bekasi menjelang lebaran justru memilih berburu bandeng daripada daging, meski harganya jauh lebih mahal.

“Bumbunya murah, tapi ikannya yang mahal. Walaupun mahal, saya harus memasak pecak bandeng. Kalau tidak, saya bisa jadi bahan omongan keluarga sepanjang hari,” ucap Midah di rumahnya.

Tepat di hari lebaran, orang Bekasi tidak lagi menyajikan menu pecak bandeng. Alasannya, pecak bandeng khusus dihidangkan untuk keluarga. Sedangkan untuk tetangga, mereka menyajikan semur daging atau opor ayam dengan tambahan masakan khas Bekasi lainnya.

“Kami patungan dulu sama orang-orang satu bulan sebelum lebaran. Waktu hari terakhir puasa atau pas lebarannya, kerbau dipotong dan dibagi rata,” ungkapnya.

Bahan pokok membuat pecak bandeng tentu saja ikan bandeng segar. Ikan bandeng yang telah dibersihkan (tanpa dipotong) segera lumuri dengan garam dan perasan jeruk. Setelah itu, ikan digoreng bersama bumbu yang sudah ditumis. Agar lebih empuk dagingnya, ikan bandeng yang telah digoreng, dibakar terlebih dahulu sambil diberi bumbu matang sebelum disajikan.

"Saya cukup menggorengnya saja, minyaknya lebih terasa. Memang kalau dibakar lebih harum, tapi soal rasa tidak jauh berbeda," jelas Midah.

Sebenarnya, tidak ada patokan resep khusus dalam pembuatan pecak bandeng. Ada orang yang menggunakan sambal mentah, ada pula yang menggunakan sambal matang tumisan. Bumbunya pun bisa berbeda sesuai selera, misalnya menambahkan rempah lain pada bumbu.

Selain dipecak, bandeng dapat diolah menjadi beragam menu saji saat lebaran. Bila tak membuat pecak, masyarakat Bekasi membuat pesmol bandeng. Orang Tionghoa yang tinggal di Bekasi, pada saat Tahun Baru Imlek, lebih senang mengolah bandeng resep pesmol yang minyaknya sangat kentara.


Bila di Jawa, pecak ikan lebih identik dengan sambal mentah dan ikannya pun disajikan langsung dalam cobek.Sedangkan di Bekasi, pembuatan pecak ikan sangat bervariatif. Tentu, bila ditanya resep, orang Bekasi akan melontarkan jawaban yang berbeda-beda.

Warga Kampung Tugu, Rustam (35), merasa bangga pada keunggulan kuliner Bekasi. Makanan khas Bekasi, katanya, tidak gampang didapati di luar Bekasi. Kalaupun ada pasti bumbu dan rasanya berbeda. Orang Bekasi lebih senang mencampurkan bumbu-bumbu yang dianggap tidak lazim, misalnya keluwek yang digunakan untuk bumbu Gabus pucung. Padahal keluwek bumbu khusus untuk rawon. Namun rasanya justru jadi luar biasa.

“Umumnya ikan bandeng dikecapin atau dipresto, tapi di Bekasi dipecak. Pecak bandeng pun bisa diolah berbeda-beda di Bekasi. Daun kelor saja bisa jadi sayur, di daerah lain mana ada yang mau makan daun kelor,” tandas Rustam.
(brat)