sponsor

Slider

Seputar Bekasi

Pemerintahan

Tokoh

Kuliner

Piknik

Olah Raga

Pagelaran Pawai Budaya di Alun-alun

Kota – Puncak perayaan Hari Ulang Tahun Kota Bekasi ke 16, Pemerintah Kota Bekasi juga menggelar berbagai kegiatan. 

Kendati sebelumnya menggelar sejumah pertandingan, hari Minggu tanggal 10 Maret 2013 yang merupakan peringatan hari lahirnya Kota Bekasi dijadwalkan sejumlah acara digelar.

Panitia Pelaksana menyebutkan tepatnya hari Minggu tanggal 10 Maret dilakukan pelantikan Walikota Bekasi Dr. Rahmat Effendi bersama Wakilnya H. Akhmad Syaikhu periode 2013-2018 pada pukul 10.00 WIB, sebelumnya digelar upacara hari jadi di Plaza Pemkot Bekasi pukul 07.00 WIB dan dilanjutkan raham tamah dan terakhir pawai budaya yang dipusatkan di Alun-alun Bekasi.

Pelantikan Walikota Bekasi kata panitia, memang bertepatan dengan hari jadi Kota Bekasi. momen ini memang bersejarah sejak beberapa tahun sebelumnya selalu dibarengai anatar pelantikan Walikota dengan hari jadi Kota Bekasi.

“Saat ini Kota Bekasi berusia 16 tahun”, katanya Deded, Kepala TU setda Kota Bekasi. (amel)


Pemda Didesak Selamatkan Rumah Adat Bekasi

Setu - Pemerintah daerah diminta melestarikan rumah adat Bekasi di Desa Kertarahayu Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi yang saat ini jumlahnya mencapai 100 rumah agar dapat dijadikan objek wisata, Minggu, (03/07/2011).

Kepala Desa Kertarahayu Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi, Rudi Catur Pribadi mengatakan bahwa di wilayahnya masih kental dengan kemurnian alamnya. Serta nilai-nilai kebudayaan masyarakatnya masih terjaga. Salah satunya rumah adat yang dimiliki oleh warganya yang berjumlah sekitar 100 rumah di desa tersebut.

Rudi menambahkan rumah-rumah tersebut diharapkan dapat dilestarikan oleh pemerintah daerah kabupaten bekasi dan dapat dijadikan objek wisata alam apalagi pernah ada wacana Desa Kertarahayu akan dijadikan desa wisata oleh Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olahraga Kabupaten bekasi namun saat ini belum dilakukan

“Wacananya sudah dari dulu, tapi sampai sekarang belum ada realisasi,” kata Rudi.

Rudi berpendapat Pemerintah Daerah seharusnya membuat suatu kawasan dimana dapat menampilkan kesenian maupun segala ciri yang khas dari Kabupaten Bekasi agar bisa menarik wisatawan dari luar daerah.

“Desa Kertarahayu sangat cocok untuk dikembangkan menjadi wilayah ekowisata dan wisata budaya. Kami membuka lebar kesempatan ini kepada Pemda,” pungkasnya. (Ardi Mahardika)
(brat)

Kramat Batok Cagar Budaya Yang Terbungkus Mistik

Keramat Batok Bekasi
Cabangbungin - Bekasi Tidak bisa dipisahkan dari kisah heroisme perjuangan para ulama. Banyak kisah yang masih tersembunyi. Fakta sejarah bercampur dengan cerita yang dituturkan turun temurun, hingga nyaris menjadi mitos. Salah satunya adalah kisah Kramat Batok.

Tidak ada fakta sejarah yang pasti tentang tempat yang berada Desa Jayabhakti Cabangbungin. Lokasinya jauh dari pemukiman warga, berada di tengah hutan kecil yang sebagian sudah menjadi ladang dan sawah milik warga. Tempat ini dipercayai oleh sebagain orang memiliki karomah yang bisa membantu mengabulkan permintaan dan doa.

“Setiap hari selalu saja ada orang yang datang. Terutama kalau malam Jumat. Para peziarah datang dari berbagai daerah,” ujar Linih, perempuan tua yang juga juru kunci Kramat Batok.

Menurut Linih, Kramat Batok pertama kali ditemukan oleh Gabid, seorang ulama pejuang pada tahun 1850. Gadib dan pusakannya menemukan Kramat Batok saat sedang dalam pelarian dari pengejaran pasukan Belanda. Saat berada di hutan Cabang Bungin dia menemukan sebuah gubuk tua.

“Saat ditemukan, di dalam gubuk sudah ada Batok Kelapa yang bisa digunakan untuk makan dan minum. Ajaibnya, setiap makanan yang ditaruh di batok tersebut tidak habis-habis meskipun sudah dibagi kepada puluhan pasukan Gabid,” kata Linih.

Akhirnya, Gabid dan pasukannya memilih untuk menetap di tempat tersebut. Mereka kemudian membuka hutan untuk dijadikan pemukiman yang disebut sebagai Kampung Luyu. Pada pekembangan selanjutnya, dimekarkan menjadi tiga yaitu Desa Jayabakti, Sindangjaya dan Sindangsari.

“Selain menjadi perkampungan, Gabid juga menyebarkan Islam di Cabangbungin,” kata Linih.

Gabid menetap di Kramat Batok sampai akhir hayatnya, dan dimakamkan tidak jauh dari Gubuk Kramat Batok. Semenjak itu, masyarakat mulai sering berziarah ke Makam Gabid. Meskipun awalnya hanya untuk menghormati jasa-jasa Gabid, namun lambat laun tempat tersebut dikramatkan oleh masyarakat sekitar.

Setiap malam 1 Syuro, Kramat Batok ramai dikunjungi, bahkan digelar aneka pertunjukan kesenian daerah seperti Jaipong, Topeng, dan pemotongan kerbau yang dagingnya dibagikan kepada masyarakat. Tidak tanggung-tanggung, acaranya diadakan selama tujuh hari tujuh malam.

“Ini adalah ungkapan rasa terimakasih dan penghargaan kepada Gadid karena telah menyebarkan Islam di Cabangbungin,” kata Linih yang menolak jika ziarah di makam tersebut dianggap syirik.

Karena peran pentingnya dalam penyebaran Islam dan perjuangan melawan penjajah, Disparbudpora Kabupaten Bekasi berencana menjadikan Kramat Batok sebagai Cagar Budaya. Selain itu, tempat tersebut juga direncakan menjadi objek tujuan wisata sejarah dan spiritual baik untuk wisatawan lokal maupun mancanegara.

"Kami sudah usulkan untuk dijadikan benda cagar budaya. Masak masyarakat diluar Bekasi tahu tentang hal ini, tapi masyarakat Bekasi sendiri gak tahu. Ini tugas kami untuk menjaga budaya dan warisan sejarah Bekasi," ujar staf bidang budaya dan pariwisata Afiat Yoga.
(brat)