sponsor

Slider

Seputar Bekasi

Pemerintahan

Tokoh

Kuliner

Piknik

Olah Raga

Sosialisasi Pengembangan Infrastruktur Hijau


Ekonomi Hijau: Ubah perilaku, tingkatkan kualitas Lingkungan

Dalam rangka mempercepat pencapaian indikator kinerja utama (IKU) Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan memenuhi mandat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009, serta melaksanakan tugas dan fungsi Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa (PPEJ) sebagaimana diatur dalam pasal 566 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2010, yaitu melaksanakan pengendalian pemanfaatan ruang dan sumber daya alam ekoregion jawa, maka PPEJ melakukan kegiatan pengembangan infrastruktur hijau.

Infrastruktur hijau merupakan suatu langkah untuk meningkatkan kualitas lingkungan sekaligus persiapan menghadapi tantangan perubahan iklim. 

Tahun Anggaran 2012 di Wilayah Regional Jawa terdapat kegiatan mengenai Program Pengembangan Infrastruktur Hijau, yang bertujuan untuk pengendalian pencemaran lingkungan hidup, pengendalian kerusakan lingkungan hidup dan peningkatan kesadaran masyarakat. 

Bentuk kegiatan dimaksud terdiri dari : (1) Penanaman pohon; (2) Penanaman mangrove; (3) IPAL Biogas tinja dan ternak sapi; (4) Sarana dan prasarana integrasi bank sampah dan 3R dalam pengelolaan sampah; dan (5) Sosialisasi.

Kegiatan yang dilakukan adalah memfasilitasi sarana dan prasarana Bank Sampah yang terintegrasi dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di 53 Lokasi, menanam 270.600 batang mangrove di area seluas 82 Ha yang tersebar di 17 lokasi, menanam 406.894 batang pohon di area seluas 374 Ha yang tersebar di 41 lokasi, membangun 124 Biogas Sapi dengan kapasitas 6 M3 yang tersebar di 25 Kab./Kota dan membangun 10 Biogas Tinja untuk kapasitas 300 orang yang tersebar di 10 Kab./Kota. 

Kegiatan tersebut akan disosialisasi mulai 1 November s.d 06 Desember 2012 kepada 120 orang setiap kegiatan sosialisasi di 41 Kab./Kota, dan memberikan bimbingan teknis pada masyarakat penerima bantuan sarana prasarana dan bank sampah dengan 3R yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman antara lain terkait pentingnya fungsi tanaman dan ruang terbuka hijau/hutan, ekosistem mangrove bagi pesisir dan keberlangsungan hidup flora/fauna di dalamnya, pengelolaan sampah, pengolahan limbah menggunakan IPAL biogas dalam rangka menurunkan beban pencemaran sekaligus pemanfaatan limbahnya. 

Program Pengembangan Infrastruktur Hijau diharapkan mampu mengurangi lahan kritis sebanyak 446 Hektare, menciptakan energi alternatif dari kotoran ternak sapi sebanyak 235,6 KG Elpiji (asumsi setiap Biogas untuk 2 ekor sapi mampu mereduksi gas methan menjadi 1,9 KG) serta memberikan pemahaman lingkungan hidup dan perubahan perilaku kepada 4.920 orang. 

(sumber:KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP PUSAT PENGELOLAAN EKOREGION JAWA/Program Pengembangan Infrastruktur Hijau)

Kontes Ikan Hias Kota Bekasi


KOTA - Ratusan peserta dari berbagai daerah memperebutkan Piala Walikota Bekasi, dalam ajang kontes ikan hias yang diadakan oleh Assosiasi Betta Indonesia (ABI) dan Dinas Perekonomian Rakyat Kota Bekasi menggelar lomba Ikan hias khusus jenis ikan Cupang di Blu Plaza, Bekasi Timur, mulai 22-23 September 2012.

Ikan Cupang milik Gunawan dari Pekanbaru berhasil mengondol juara pertama Piala Walikota Bekasi. Agus Khamil, Ketua Panitia Kontes Ikan Hias Cupang mengatakan, pemenang pertama diraih oleh ikan Cupang dari Pekanbaru, penilaian dilihat dari bentuk tubuh, warna dan kegesitan ikan. Ikan milik Gunawan tersebut berhasil menyingkirkan 506 ikan yang berasal dari seluruh Indonesia.

"Selain mendapat tropi Walikota, juara pertama juga mendapat uang pembinaan," ujarnya.

Menurut Agus, lomba ikan hias tingkat nasional tersebut diadakan untuk merangsang potensi budidaya ikan hias di Kota Bekasi yang saat ini sedang berkembang. Bahkan, ikan hias asal Bekasi pernah memenangkan lomba di Singapura pada bulan lalu.

"Dalam tahun 2012 kita sudah 6 kali mengadakan kontes ikan hias, 3 kali tingkat nasional dan 3 kali regional. Baru pertama yang tingkat nasional ini merebutkan piala Walikota," jelas Agus.

Terpisah ditempat yang lain Hatur (38), Makassar, peserta yang paling jauh. Menurutnya," saya tertarik ikut kontes ikan hias di Bekasi karena image ikan cupang selama ini hanya sebagai ikan yang diadu atau dijadikan judi, seharusnya kontes hias ikan cupang dijadikan perlombaan sebagai ikan hias dan untuk menambah jaringan," paparnya.






sumber:bekasiraya.com/leny kurniawati

Keberkahan Mengolah Sampah


KOTA - Pelaksanaan Bimbingan Teknis Bank Sampah Kota Bekasi yang bertajuk “Membangun Lingkungan dan Ekonomi Kerakyatan: From Trash To Cash” Prinsip dasar pengelolaan sampah yang ramah lingkungan adalah harus diawali oleh perubahan cara kita memandang dan memperlakukan sampah.

Sudah saatnya kita memandang sampah punya nilai guna dan manfaat sehingga tidak layak dibuang percuma. Pelaksanaan Bank Sampah dan Gerakan 3R adalah langkah nyata kita membumikan perubahan paradigma pengelolaan sampah.

Pengembangan Bank Sampah harus menjadi momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk mulai memilah, mendaur ulang dan memanfaatkan sampah guna membangun lingkungan yang lebih baik sekaligus membangun ekonomi kerakyatan

Bimbingan Teknis Pengelolaan Bank Sampah di Kota Bekasi yang dilaksanakan mulai tanggal 19 sampai dengan hari ini di Balai Irigasi Kementerian Pekerjaan Umum Jl. Cut Meutia Bekasi Timur, dalam sambutannya Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Bidang Bina Sadar Lingkungan mengungkapkan “Bank sampah merupakan strategi  dalam mengembangkan dan mem¬bangun kepedulian masyarakat  agar dapat ‘berkawan’ dengan sampah bukan menjadikannya sebagai ‘lawan’.

Hal ini sesuai dengan salah satu filosofi dasar ditetapkannya Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah adalah sudah saatnya memutarbalik cara pandang kita terhadap sampah dan cara kita memperlakukan sampah. Sudah saatnya kita memandang sampah sebagai sesuatu yang punya nilai guna dan manfaat. Sehingga sudah tidak layak lagi jika sampah dibuang percuma.

Dari perspektif ekonomi kerakyatan, simpanan uang dari tabungan sampah dan pendapatan tambahan dari hasil penjualan kompos dan produk kreatif dari sampah adalah manfaat nyata bank sampah” dan mengutip sambutan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Prof. DR. Balthasar Kambuaya, MBA, dalam sambutannya mengatakan, “Pelaksanaan bank sampah sesungguhnya mengandung potensi ekonomi kerakyatan yang cukup tinggi karena kegiatan bank sampah dapat memberikan hasilnyata bagi masyarakat dalam bentuk peluang kerja, penghasilan tambahan bagi pegawai bank sampah dan masya¬rakat penabung sampah. Istilah yang tepat menggambarkan manfaat sampah tersebut adalah from trash to cash”.

Dikembangkannya bank sampah terkait pula dengan adanya peningkatan volume sampah di Indonesia yang juga sangat berkait erat dengan pertumbuhan penduduk, tingkat kesejahteraan dan gaya hidup masyarakat. Implikasi dari perkembangan kependudukan dan gaya hidup masyarakat itu menjadikan jumlah timbulan sampah meningkat pesat. Jika produksi sampah rata-rata di perkotaan menca¬pai 0,5 kg/orang/hari sampai 0,8 kg/orang/hari, maka sudah dapat diperkirakan berapa banyak volume sampah yang diha¬silkan oleh sebuah kota setiap harinya.

Dari jumlah sampah  tersebut rata-rata yang terangkut ke tempat pemrosesan akhir (TPA) hanya sekitar 60-70 persen, maka sisanya akan berakhir di lahan-lahan kosong dan dibakar atau di sungai-sungai dan di laut. Peningkatan jumlah timbulan sampah sementara ini telah menimbulkan banyak persoalan serius dan kompleks di banyak wilayah perkotaan dan akan semakin berat lagi di kemudian hari bila sejak sekarang tidak dilakukan perubahan pola pengelolaannya (timweb/editor)





Sumber : KLH-RI - BPLH Kota Bekasi





Didukung Keluarga

Hikmah Suzela
Mengikuti sejumlah pelatihan di luar sekolah, sungguh menyita waktu Hikmah Suzela. Yah, Hikmah yang menjabat Wakepsek Kesiswaan Sekolah Dasar Islam Teratai Putih Global (SDI TPG) ini mengaku tengah disibukkan pelatihan.

Kendati demikian, Hikmah mengaku semangat menjalankan aktivitas itu. Dia sadar, pelatihan itu tak hanya bermanfaat bagi dirinya, namun bagi kemajuan sekolah dan anak didiknya.

Terlebih lagi, keluarganya pun juga ikut mendukung supaya Hikmah selalu membina para siswa agar semakin pintar.

“Keluarga selalu mensupport saya untuk mengikuti pelatihan dan mengajar siswa. Dukungan merekalah yang selalu membuatku semangat. Apalagi ilmu yang kudapat nanti juga untuk memajukan sekolah ke jenjang akreditas yang lebih tinggi,” kata perempuan yang murah senyum ini. (sam)

Didukung Keluarga

Mengikuti sejumlah pelatihan di luar sekolah, sungguh menyita waktu Hikmah Suzela. Yah, Hikmah yang menjabat Wakepsek Kesiswaan Sekolah Dasar Islam Teratai Putih Global (SDI TPG) ini mengaku tengah disibukkan pelatihan.

Kendati demikian, Hikmah mengaku semangat menjalankan aktivitas itu. Dia sadar, pelatihan itu tak hanya bermanfaat bagi dirinya, namun bagi kemajuan sekolah dan anak didiknya.

Terlebih lagi, keluarganya pun juga ikut mendukung supaya Hikmah selalu membina para siswa agar semakin pintar.

“Keluarga selalu mensupport saya untuk mengikuti pelatihan dan mengajar siswa. Dukungan merekalah yang selalu membuatku semangat. Apalagi ilmu yang kudapat nanti juga untuk memajukan sekolah ke jenjang akreditas yang lebih tinggi,” kata perempuan yang murah senyum ini. (sam)
 
Sumber : radar-bekasi 
 
 

Kenalkan Indonesia pada Jepang

Dini Angela Fitriyanti
Bisa ke Jepang merupakan hal yang luar biasa, Apalagi mewakili Bekasi untuk pertukaran pelajar. Dini Angela Fitriyanti, dengan bangga bisa ke negara sakura bersama wakil Indonesia lainnya untuk mempelajari kebudayaan Jepang yang dikenal sangat displin.

Menurut gadis yang sekolah di SMAN 14 ini, tidak hanya mempelajari kebudayaan jepang saja. Namun, ia juga mensosialisasikan tata krama warga Indonesia di Jepang. Sehingga memberikan kebanggan dirinya menjadi warga Indonesia yang dikenal sopan.

“Di Jepang, aku memiliki keluarga angkat dan mendapatkan kebudayaan sopan santu di Jepang dan aku pun mensosialisasikan tata krama orang Indonesia di Jepang seperti saat mau pamit aku selalu cium tangan yang membuat mereka heran. Namun, mereka pun sangat senang,” tutur siswi Kelas XII ini.

Menurutnya, ilmu yang didapat di Jepang akan diterapkan di Indonesia seperti tidak ada satu pun sampah yang berceceran di lingkungan dan selalu tepat waktu pada jam sekolah dan bekerja.

“Pokonya hal yang positif aku dapatkan disana akan aku terapkan di Indoensia sehari-hari,” kata siswi yang pernah menjadi wakil provinsi untuk Paskibraka. (sam)
 
Sumber : radar-bekasi

Tersentuh dengan Putus Sekolah

Via Rizkia Aprilianti
Dia adalahVia Rizkia Aprilianti, gadis berumur14 tahun yang duduk di bangku SMPN 15 ini, punya segudang prestasi.

Sebut saja,juara satu lomba Senam kesehatan jasmani seJabodetabek, juara harapan 3 lomba Senam Kebugaran Otak (2010) dan Juara 1 Senam Bekasi Sehat se Kota Bekasi pada juni 2010 kemarin.

Anak kedua dari dua bersaudara ini memang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.Terlihat dari berbagai kegiatan organisasi yang dia ikuti, mulai dari Seorang Pratami atau Pemimpin Pramuka putri di sekolahnya sampai Waka Karang taruna di Komplek perum Disjab AL ciangsana dimana dia tinggal.

Katanya, Via selalu terketuk untuk dapat membantu anak-anak kecil yang tidak dapat bersekolah atau pun putus sekolah karena orang tua mereka tidak mampu dalam segi financial. “Makanya senang berorganisasi,” singkatnya.

“ Saya sangat senang karena karena anak-anak itu bisa tersenyum dan sangat berterimakasih, karena mereka bisa belajar baca dan tulis walaupun tidak dilakukan di dalam kelas sekolah via berkisah,” tandasnya.(cr48)
 
Sumber : radar-bekasi


Jazz Bikin Tenang Hati

Hanifa Lutfiah Sangaji

Banyak berbagai genre musik yang kini bermunculan di dunia music membuat Hanifa Lutfiah Sangaji, akhirnya memilih jenis Jazz sebagai musik yang digemarinya. Katanya, Karena alunan musik yang memiliki tempo romantik tidak akan pernah ada tandingannya.

Bahkan, untuk menenangkan hatinya, ia kerap kali menyanyikan berbagai musik jazz sampai-sampai beberapa lagu jazz luar negeri dihafalnya dengan fasih.

“Wah kalau lagi diam atau nyantai biasanya nyanyi aja lagu jazz yang aku hafal, karena musiknya otu loh bikin tenang banget, ketimbang dengan musik yang debra debruk dengan tempo keras Cuma bikin pusing,” beber anak kedua dari dua bersaudara.

Siswi kelas XII IPA ini berahrap, musik jazz tidak hanya digemari oleh orang yang high class. Namun juga disukai oleh berbagai kalangan. Apalagi tempo musiknya, menurut siswi yang akrap disapa Hany ini, tidak begitu berat dan mudah dicerna oleh pendengarnya. (sam)
 
Sumber : radar-bekasi


Paling Suka Matematika

Mutiara Arbaita Aulila
Di saat gadis seusianya kerap membenci mapel yang satu ini, dia justru tertarik dengan ilmu pasti. Mutiara Arbaita Aulila, gadis yang selalu berusaha segala sesuatunya seorang diri ini mengaku sangat menyukai mata pelajaran matematika.

Bila ujian tiba, nilai matematika yang paling kecil bisa diraih adalah 90. Mute, demikian akrab disapa mengaku, tidak pernah lelah atau bosan berlatih menghitung atau menyelesaikan soal-soal yang ada. “Kalau ada yang enggak mengerti, tinggal tanya saja kepada guru atau teman yang mengerti,” ucapnya.

Ia menjelaskan, matematika adalah mata pelajaran yang unik, lain daripada yang lain. Dibandingkan Fisika atau Kimia, kata Mute, matematika mempunyai dasar yang tidak rumit dan membingungkan. “Dasar matematika itu sebenarnya cuma, penambahan, pengurangan, pembagian atau perkalian,” katanya.

Rumus dan segala macamnya kata dia, hanya bagian dari proses sebuah soal, dimana semuanya akan kembali pada proses dasar matematika. “Rumus kan hanya pengantar, menyelesaikannya kan kembali lagi ke dasar matematika, hitung, tambah, kali, bagi atau kurang,” ulangnya mantap.

Meski suka pada ilmu pasti soal hobi dan kesukaan, Mute mengaku paling suka dengan lagu-lagu yang dibawakan penyanyi Rossa. “Rossa pokoknya the best-lah,” puji Mute.(cr46)
Sumber : radar-bekasi.com 

Dilema Cita-cita Polwan atau Guru Agama

Elvira Natilova
Polisi Wanita (Polwan) atau Guru. Dua profesi itu sempat membuat siswi kelas XI TKJ SMK Attaqwa 03 Elvira Natilova, bingung mana yang harus dipilih jadi daftar utama cita-citanya. 

Gadis yang akrab disapa Vira ini menjelaskan, polwan tugasnya melindungi dan menertibkan masyarakat. Sementara guru, mendidik dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat. “Kalau guru saya ingin jadi guru agama,” singkatnya. Katanya, pendidikan agama sangatlah penting untuk proses mencetak generasi muda yang berakhlaq.

Vira yang gemar membaca, juga tidak putus memantau perkembangan politik di negeri ini. Baginya, banyak yang harus dibenahi dalam politik dan pemerintah. “Terutama masalah korupsi yang belum bisa diberantas dari negar ini,” katanya.

Pandangan politik tersebut jualah, membuat Vira menggantungkan cita-citanya sebagai polwan.

“Makanya bingung mau jadi guru atau polwan, ingin mendidik agama siswa tapi ingin juga mengatur politik negeri,” katanya.

Sementara itu, mengisi hari libur sekolah setelah ulangan semester, Vira memutuskan untuk melaksanakan tugas Praktek Kerja Lapangan (PKL) di kantor Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bekasi.”Daripada tidak ada kegiatan yang berarti atau liburan, mendingan PKL, jadi saat sekolah tugas PKL-nya sudah beres,” tukasnya.(cr48)


Sumber : radar-bekasi

Antara Wedang Jahe dan Nasi Kucing

Andika Sulistiana

Jagoan karate dari SMAN 5 Tambun ini punya hobi mampir ke warung ‘nasi kucing’, hanya untuk menikmati wedang jahe.

Remaja kelahiran 16 tahun yang lalu ini mengaku, sangat menyukai makanan di warung lesehan malam hari ini. Tapi karena kesibukannya yang luar biasa, dia tidak punya banyak waktu untuk menikmati makanan kesukaannya.

“Jadi begitu ada waktu kosong, saya langsung mampir. Enak bisa menghangatkan badan (wedang jahe.red),” katanya.

Anak pertama dari tiga bersaudara ini tercatat punya segudang prestasi seperti, juara 3 kejurnas INKAI yang diadakan di Surabaya (2010), juara 3 kata perorangan putra dalam O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) 2010, juara 2 kata beregu dalam Kejurnas yang diadkan oleh Mendagri di Kalimantan (2011), dan juara 2 kata perorangan putra dalam kejurda Jabar yang diselenggarakan oleh FORKI (2011).(cr48)
Sumber : Radar-Bekasi 

Jaksa yang Diduga Pemeras, Bakal Dilaporkan ke Kejari

DUDUK DI KURSI: Sidang kasus narkoba dengan tersangka terdakwa Yossy Dany Haryanto (38), yang terlibat kasus kejahatan Narkotika jenis ganja, dengan agenda putusan, ditunda karena majelis hakim mengaku ada sesuatu dan lain hal. Terdakwa dalam kasus ini dituntut empat tahun penjara. ADI/RADAR BEKASI
BEKASI SELATAN – Keluarga terdakwa Yossy Dany Haryanto (38), yang terlibat kasus kejahatan Narkotika jenis ganja, berencana mengirimkan surat laporan kepada Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Bekasi terkait ulah oknum jaksa yang diduga memeras.

’’Dari pihak keluarga, rencananya akan melayangkan surat kepada Kejari dalam waktu dekat ini,” ujar kuasa hukum terdakwa, Taruli Simanjuntak kepada Radar Bekasi, kemarin.
Menurutnya, surat itu terkait upaya seorang oknum Jaksa Penuntut Umum (JPU) terdakwa yang berusaha meminta uang kepada keluarga supaya dituntut ringan.
’’Dengan inti serta materi pembicaraan bisa meringankan tuntutan atau hukuman atas kasus hukum yang menimpa terdakwa. Asalkan keluarga dapat menyediakan dana antara Rp15-20 juta untuk Jaksa. Itu yang akan dilaporkan keluarga melalui surat kepada Kejari,” papar Taruli.
Sementara itu, dalam sidang dengan agenda putusan, ketua majelis hakim menunda sidang, dengan alasan karena sesuatu dan lain hal, jadi putusan belum siap. Sehingga ketua majelis hakim menunda sidang sampai pada 8 Agustus 2012 mendatang.
Dalam kasus ini, terdakwa Yossy yenag terjerat dalam kasus Narkotika jenis ganja, dituntut empat tahun penjara oleh JPU, dengan pasal yang dikenakan, yaitu pasal127 ayat 1 huruf A, tentang UU Narkotika nomor 35 tahun 2009 tentang pemakai dan kepemilikan Narkoba. (adi)

Atap Pustu Padurenan Ambrol

Cr50/RADAR BEKASI/BOLONG: Atap Puskesmas Pembantu (pustu) Padurenan tampak berlubang karena dimakan usia.
MUSTIKAJAYA-Pasien yang datang ke Puskesmas Pembantu (pustu) Padurenan tak merasa nyaman. Ini disebabkan bangunan pustu yang tidak terawat dan rusak. Padahal, Pustu Padurenan menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Selain bangunanannya mini, sebagian ruangan  Pustu tak dapat difungsikan. Seperti, ruang toilet yang tak dapat dipakai. Yang paling parah, atap bangunan itu jebol dan kayu penyangganya keropos.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Puskesmas Mustikajaya, Abdul Khalik, mengaku nyaris pasrah. Pasalnya, pihaknya kerap mengusulkan perbaikan bangunan Pustu, namun hingga kini tak kunjung mendapat persetujuan Pemkot Bekasi.  ”Kita sudah sering diusulkan dalam Musrenbang, tetapi belum juga ada anggarannya,” ujarnya.
Meski dengan  fasilitas seadanya, pelayanan di sana, sambung Khalik, tetap berjalan seperti biasa. Setiap hari, Pustu Padurenan melayani 20 masyarakat.
”Tentunya belum layak, tapi karena harus melayanai masyarakat tetap kita gunakan, kita tiap tahun usulkan di Musrenbang, tapi itu ditentukan skala prioritas dulu,” jelas Khalik yang mengaku kerap menggunakan mobil ambulan untuk mendatangi masyarakat.
Sementara itu, salah seorang petugas jaga, Diman (80), mengaku bangunan Pustu yang berada di komplek kantor Kelurahan Padurenan sudah lama rusak. Sambungnya, sejak adanya puskesmas pembantu hingga kini belum ada perbaikan. Padahal, kondisi kayu kusen, atap, pintu serta ruangan toilet sudah rusak.
”Ini semenjak dibentuk desa sudah ada, sekarang yang rusak, paling pintu, kusen, atap, kalau ruangannya masih sering dipake, tembok juga masih lumayan bagus,” pungkasnya (cr50)

Guru Keluhkan 100 Soal UKG

Susah, Banyak Soal Kembar dan Tidak Sesuai dengan Jawaban
BEKASI SELATAN –Gagal melakukan Uji Kompetensi Guru (UKG) serempak hari pertama Senin lalu karena server Kemendikbud yang gagal online. Kini setelah sukses online, peserta UKG khususnya SMP mengeluhkan soal online yang tidak sempurna.
Dikeluhkan salah satu peserta UKG SMPN 5, Rohmatun, soal UKG Matematika tidak sesuai dengan jawaban yang disediakan. Ia menjelaskan, salah satu soal yang tidak sempurna adalah perintah untuk menyesuaikan gambar yang terlampir namun, Rohmatun tidak menemui gambar yang diinstruksikan dalam soal. ’’Cuma layar kosong saja begitu, tidak ada gambar apa-apa,” sambungnya sambil menambahkan tidak sedikit juga soal yang diberikan sama alias ’itu-itu’ saja. ’’Bahkan banyak soal yang kembar,” sambungnya.
Keluhan senada juga diutarakan peserta UKG SMPN 5, Kodamat. Kodamat menilai, 100 soal yang ditampilkan online banyak sama, hanya dibedakan angka serta kalimat matematika saja.
’’Jadinya terkesan masih terlihat kurang profesional dan panitia belum siap melaksanakan UKG,” ucapnya sambil berharap, panitia soal UKG dapat mempersiapkan lebih matang sehingga UKG yang dimaksudkan menjadi tolak ukur dapat lebih bermutu. ’’Saya sangat setuju dengan UKG ini, karena untuk meningkatkan kompetensi guru, dan dari hasil UKG ini juga pasti akan didapatkan nilai guru yang variatif. Saya kira ini sebaiknya memang rutin dilakukan,” cetusnya.
Sementara peserta UKG SMAN 5 Tamsel, Bondan Bahrudin beranggapan, UKG belum diperlukan dalam menilai kompetensi guru. Katanya, sertifikasi dan berbagai syarat didalamnya sudah cukup memberikan tolak ukur kompetensi guru.
 ’’Soalnya susah-susah, kita kan sudah bukan pembelajar lagi, sebenarnya sertifikasi sudah cukup karena sudah melalui tes PLPG dan portofolio,” keluh guru olahraga yang telah tersertifikasi sejak 2010 ini.(mas)

Tanpa e-KTP, DP4 1,7 Juta Jiwa

TERIMA DP4: Ketua KPUD Kota BEkasi Hendy Irawan (kanan) menerima kotak berisi DP4 dari Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi (kiri), kemarin.
BEKASI SELATAN-Pemkot Bekasi, melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) menyerahkan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilukada (DP4) kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi, di gedung Balai Patriot Kota Bekasi, Kamis (19/7).
Dari jumlah penduduk Kota Bekasi sebanyak  2.348.213 jiwa, yang masuk dalam DP4 yaitu sebanyak 1.750.908. Jumlah yang terakhir itulah yang berhak memilih calon Wali Kota pada proses pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) 16 Desember mendatang.
DP4 sendiri disusun Disdukcapil Kota Bekasi melalui Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK). Dalam penyusunan SIAK tersebut, Disdukcapil melibatkan  semua pihak saat dilakukan validasi, yakni Camat, Lurah bahkan RT dan RW di wilayah masing-masing.
Jumlah pemilih mencapai 1.750.908 jiwa, selanjutnya akan dilakukan validasi oleh KPU untuk ditetapkan menjadi Daftar Pemilih Sementara (DPS), sebelum akhirnya menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Ketua KPU Kota Bekasi, Hendy Irawan menuturkan, pihaknya akan membentuk Petugas Pemutkahiran Data Pemilih (PPDP) untuk melakukan validasi. ’’Setiap satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) setidaknya ada satu PPDP. Mereka nantinya akan mendatangi satu persatu pemilih, dan rumah yang sudah didatangi akan dipasang stiker,” katanya.
Pada proses Pemilukada Kota bekasi mendatang, lanjut Hendy, diperkirakan akan menggunakan sebanyak 3.474 TPS. ’’Berarti jumlah PPDP sama banyaknya dengan jumlah TPS yang ada di Kota Bekasi,” imbuhnya.
Hendy pun berharap, kisruh DPT seperti di DKI Jakarta beberapa waktu lalu bisa diminimalisir, seperti masalah data ganda, orang meninggal, dan pindah domisili. Menurut Hendy, Pemerintah Kota Bekasi memastikan tidak ada masalah pada DP4 yang telah diserahkan ke KPU.
’’Dengan begitu DPT juga tak akan ada masalah, sehingga Pilkada di Kota Bekasi akan lebih baik,” katanya.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi dalam kesempatan tersebut meminta maaf kepada masyarakat lantaran untuk DP4 Pemkot Bekasi tidak bisa menggunakan data hasil perekaman elektronik KTP (e-KTP), sebagaimana yang dijanjikan sebelumnya. Pasalnya print data masih ada di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
’’Pemerintah memohon maaf karena e-KTP tidak bisa dipakai sebagai data pemilih karena e-KTP ternyata mengalami kendala penyelesaian print di Kementerian Dalam Negeri. Makanya kita gunakan data dari SIAK,” terangnya sembari berharap agar seluruh instansi dapat bekerja sama dengan baik oleh KPU, sehingga verifikasi data berjalan bagus dan tidak merugikan penduduk, serta demi terselenggaranya Pemilukada Kota Bekasi yang aman dan damai. (mif)

Janji Dituntaskan Pasca Lebaran

BERI PENJELASAN: Ketua Komisi B DPRD Kota Bekasi, Ronny Hermawan (dua kiri), disaksikan Kapolsek Jatiasih, Kompol Bambang Dwiyanto (kiri), anggota Komisi D DPRD Dapil Jatiasih, Ratu Tatu Sukarsih (tiga kiri), Ki Kusumo, mewakili warga sekaligus Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Komando Pejuang Merah Putih (LSM KPMP), menyampaikan orasi di lokasi pembangunan SPPBE, Kamis (2/8). BISMAN/RADAR BEKASI
JATIASIH – Penolakan warga Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih Bekasi, Jawa Barat terhadap pembangunan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) akhirnya menemukan titik terang.

Ketua Komisi B DPRD Kota Bekasi, Ronny Hermawan didampingi anggota komisi D DPRD Dapil Jatiasih, Ratu Tatu Sukarsih, berjanji akan menyelesaikan keluhan warga tersebut, usai Hari Raya Idul Fitri.
Sebelumnya, warga Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih Bekasi, Jawa Barat, dengan tegas menolak  pembangunan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) di sekitar tempat tinggal mereka.
’’Sebagai wakil rakyat, kami akan memperjuangkan aspirasi masyarakat yang menolak dan keberatan atas pembangunan SPBE di pemukiman warga ini,” janji Ronny di lokasi pembangunan SPPBE saat melakukan inspeksi mendadak, (Sidak), Kamis (2/8).
Sementara itu, anggota DPRD Kota Bekasi asal Daerah Pemilihan (Dapil) IV, Kecamatan Jatiasih dan Bekasi Selatan, Ratu Tatu Sukarsih, yang akrab disapa Bunda Ratu ini juga merasa terpanggil untuk memperjuangkan warga yang merasa khawatir dan ketakutan atas pembangunan SPPBE di pemukiman warga itu.
’’Sebagai wakil rakyat di wilayah Jatiasih ini, saya siap mendampingi mereka sampai kemanapun, sehingga warga merasa aman dan nyaman tinggal di rumah mereka. Sebab, warga khawatir, jika SPBE beroperasi disekitar rumah mereka, bisa membahayakan warga dan keluarga,” tegas Bunda Ratu.
Sebelumnya, Ki Kusumo bersama warga sekitar dengan tegas menolak pembangunan SPPBE yang posisinya sangat berdampingan atau bersebelahan dengan pemukiman padat penduduk.
Menurut Ki Kusumo yang juga Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Komando Pejuang Merah Putih (LSM KPMP) ini, pembangunan SPPBE tersebut sudah melanggar peruntukkan. ’’Aturannya sudah jelas kok, mengenai lokasi atau penempatan SPPBE tidak boleh dibangun di daerah pemukiman warga,” ketusnya. (bis)