sponsor

Slider

Seputar Bekasi

Pemerintahan

Tokoh

Kuliner

Piknik

Olah Raga

Go To Bekasi Kota




Bandara Soekarno-Hatta
gbDari Bandara Soekarno Hatta Jakarta menuju arah Tol Dalam Kota dan masuk Tol Cikampek. Terdapat dua pintu keluar tol, yaitu Tol Bekasi Barat dan Tol Bekasi Timur. Jarak dekat menuju kantor Walikota Bekasi adalah dengan keluar tol Bekasi Barat. Alternatif lainnya adalah menggunakan Angkutan Umum Bus Damri rute Bandara – Bekasi. Pool terminal bus Damri berada di parkiran mall Giant – depan pintu keluar Tol Bekasi Barat. Jarak tempuh Bandara – Kota Bekasi: ±2,5 jam.



Stasiun Kereta Api Gambir – Jakarta
KRL ekonomi AC berangkat dari Stasiun KA Jakarta Kota ke Bekasi via Stasiun Gambir.
Gayabaru Malam Selatan
Tarif Jakarta Kota – Bekasi : Ekonomi – Rp. 26.000
Jadwal Kereta : KA 144 Berangkat: 12.00 (Jakartakota), Datang: 12.47 (Bekasi)
Serayu
Tarif Jakartakota – Bekasi : Ekonomi – Rp. 19.000
Jadwal Kereta : KA 170 Berangkat: 08.25 (Jakartakota) , Datang: 09.06 (Bekasi)
KA 172 Berangkat: 20.20 (Jakartakota) , Datang: 21.03 (Bekasi)

Terminal Bis Kota Bekasi
Letak terminal berada di tengah kota, berada di
Jln Cut Meutia Kel. Margahayu,
Bekasi Timur
Bekasi 17113.
Kemacetan sering terjadi di sekitar jalan terminal, terutama saat perayaan hari besar dan jam kerja.

(Sumber : Bappeda Kota Bekasi)

Lambang Daerah Kota Bekasi


gbMelalui Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor : 01 Tahun 1998 disahkanlah lambang daerah Kota Bekasi. Lambang tersebut berbentuk perisai dengan warna dasar hijau muda dan biru langit yang berarti harapan masa depan dan keluasan wawasan serta jernih pikiran. Sesanti " KOTA PATRIOT " artinya adalah semangat pengabdian dalam perjuangan bangsa.

Di dalam Lambang Daerah tersebut terdapat lukisan-lukisan yang merupakan unsur-unsur sebagai berikut :
a. Bambu runcing berujung lima yang berdiri tegak dengan kokoh mempunyai 2 (dua) makna :
  • Melambangkan hubungan vertikal Mahluk dengan Khaliknya (Manusia dengan Tuhannya) yang mencerminkan masyarakat Bekasi yang religius.
  • Melambangkan semangat patriotisme rakyat Bekasidalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Bangsa dan Negara yang tidak kenal menyerah sehingga Bekasi menyandang predikat sebagai Kota Patriot.
b. Perisai segi lima melambangkan ketahanan fisik dan mental masyarakat Bekasi dalam menghadapi segala macam ancaman, gangguan, halangan dan tantangan yang datang dari manapun juga terhadap kelangsungan hidup Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
c. Segi empat melambangkan Prasasti Perjuangan Kerawang Bekasi.
d. Pilar Batas Wilayah.
e. Padi dan Buah-buahan melambangkan jumlah Kecamatan dan Kelurahan / Desa pada saat membentuk Kota Bekasi.
  • Buah-buahan berjumlah 7 (tujuh) besar dan 1 (satu) kecil melambangkan 7 Kecamatan ; Pondok Gede, Jati Asih, Bantar Gebang, Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Utara serta 1 Kecamatan Pembantu ; Jati Sampurna.
  • Padi berjumlah 50 (lima puluh) butir melambangkan 50 Kelurahan / Desa.
f. Tali Simpul berjumlah 10 (sepuluh) yang mengikat ujung tangkai padi dan buah-buahan melambangkan tanggal Hari Jadi, 3 (tiga) buah Anak Tangga penyangga Bambu Runcing melambangkan bulan Hari Jadi Kota Bekasi.
g. Dua baris Gelombang Laut atau Riak Air melambangkan dinamika Masyarakat dan Pemerintah Daerah yang tidak akan pernah berhenti membangun Daerah dan Bangsanya.

Sedangkan warna-warna dalam Lambang Daerah mengandung makna sebagai berikut :
  • Kuning : Kemuliaan dan menunjukkan daerah Pemukiman.
  • Biru Langit : Keluasan wawasan dan kejernihan pikiran serta menunjukkan zone Industri.
  • Putih : Kesucian perjuangan.
  • Merah : Keberanian untuk berkorban serta menunjukkan daerah Pertanian dan Hortikultura.
  • Hijau Muda: Harapan masa depan serta menunjukkan daerah Pertanian dan Hortikultura
  • Hitam : Ketegaran patriot sejati.
  •  
  •  

Sejarah Kota Bekasi



gbDayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai Ibukota Kerajaan Tarumanagara (358-669). Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda KElapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu. Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, leatak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang.Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan Raja-Raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M) Raja Kerajaan Sunda (disebut pula Kerajaan Pajajaran) yang terakhir.

Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi infirmasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Diantaranya dengan ditemukannya empat prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan. Keempat prasasti ini merupakan keputusan (piteket) dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jayadewa 1482-1521 M) yang ditulis dalam lima lembar lempeng tembaga. Sejak abad ke 5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanagara abad kea 8 Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Pajajaran pada abad ke 14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).

Sejarah Sebelum Tahun 1949

Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari jaman ke jaman, sejak jaman Hindia Belanda, pundudukan militer Jepang, perang kemerdekaan dan jaman Republik Indonesia. Di jaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanaan (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih di kuasai oleh para tuan tanah keturunan Cina.

Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut merubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran dan Gun Matraman.Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan dan Kun menjadi Desa/Kelurahan. Saat itu Ibu Kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).

Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja.Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman Regenschap Meester Cornelis menjadi Kewedanaan. Kewedanaan Bekasi masuk kedalam wilayah Batavia En Omelanden. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah Kabupaten Kerawang, sedangkan sebelah Barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara Federal sesuai Staatsblad Van Nederlandsch Indie 1948 No. 178 Negara Pasundan.

Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi

Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di alum-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut :
Rakyat bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar kabupaten Jatinegara diubah  menjadi Kabupaten Bekasi. Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dan berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan (termasuk Kecamatan Cibarusah) dan 95 desa. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto "SWATANTRA WIBAWA MUKTI".

Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke kota Bekasi (jl. H Juanda). Kemudian pada tahun 1982, saat Bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jl. A. Yani No.1 Bekasi. Pasalnya perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi yang terdiri atas 4 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Utara, yang seluruhnya menjadi 18 kelurahan dan 8 desa.

Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan walikota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono (1982 – 1988). Tahun 1988 Walikota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi hingga tahun 1991 (1988 - 1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR hingga tahun (1991 – 1997) 

Pada Perkembangannya Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang semakin bergairah. Sehingga status Kotif. Bekasi pun kembali di tingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang "Kota") melalui Undang-undang Nomor 9 Tahun 1996 Menjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi saat itu adalah Bapak Drs. H. Khailani AR, selama satu tahun (1997-1998).

Selanjutnya berdasarkan hasil pemilihan terhitung mulai tanggal 23 Pebruari 1998 Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi definitif dijabat oleh Bapak Drs. H Nonon Sonthanie (1998-2003). Setelah pemilihan umum berlangsung terpilihlah Walikota dan Wakil Walikota Bekasi yaitu : Akhmad Zurfaih dan Moechtar Muhammad (perode 2003 - 2008).


PROFIL KECAMATAN BEKASI SELATAN

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
 
Keadaan Geografis
 
Luas wilayah dan Letak Geografis  
Luas wilayah Kecamatan Bekasi Selatan adalah 1.605,40 KM2 atau 7,11 % dari Kota Bekasi yang terdiri dari 5 kelurahan yaitu :  
  1. Kelurahan Kayuringinjaya, luas areal : 368,00 Ha
  2. Kelurahan Pekayonjaya, luas areal : 425,00 Ha
  3. Kelurahan Margajaya, luas areal : 209,00 Ha
  4. Kelurahan Jakasetia, luas areal : 330,00 Ha
  5. Kelurahan Jakamulya, luas areal : 273,00 Ha
Secara geografis Kecamatan Bekasi Selatan berada di tengah - tengah Kota Bekasi.   

Adapun batas wilayah Kecamatan Bekasi Selatan adalah :
  1. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jatiasih
  2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bekasi Barat dan Pondok Gede
  3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bekasi Utara dan Medan Satria
  4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bekasi Timur dan Rawa Lumbu.

Topografi

Keadaan topografi Kecamatan Bekasi Selatan merupakan daerah dataran rendah dengan kemiringan 0-2% dan ketinggian 0 – 25 M dari atas permukaan laut, sehingga menyebabkan pada beberapa daerah sulit untuk membuar air limpasan hujan dengan cepat.

Hidrologi dan Klimatologi
Kondisi air tanah di wilayah Kecamatan Bekasi Selatan cukup potensial untuk digunakan sebagai sumber air bersih.
Iklim di Kecamatan Bekasi Selatan secara umum tergolong kering dengan tingkat kelembaban yang rendah. Kondisi seharai-hari sangat panas dengan temperatur diperkirakan berkisar 24 – 330C
Sebaran kawasan permukiman, perdagangan dan jasa
Pemukiman
Menurut perkembangannya pemukiman di Kecamatan Bekasi Selatan digolongankan menjadi dua yaitu pemukiman yang dibangun secara individu masyarakat (permukiman) umumnya dihuni oleh para penduduk asli Kota Bekasi, dan pemukiman yang dikembangkan oleh swasta dengan tatanan terstruktur (perumahan) yang dikhususkan untuk para penduduk migran. Karena letaknya secara geografis berada di tengah-tengah pusat kota / pemerintahan dan akses lalu lintasnya yang mudah serta tersedianya fasilitas-fasilitis umum seperti tempat perbelanjaan, perbankan dan ketersediaan lapangan pekerjaan sehingga banyak penduduk migran lebih memilih tinggal di sekitar daerah pusat perkotaan, hal ini menjadikan Kecamatan Bekasi Selatan sebagai salah satu kawasan permukiman dengan kepadatan yang tinggi di Kota Bekasi.
    
Perdagangan dan Jasa
Kegiatan perdagangan dan jasa yang berkembang di Kecamatan Bekasi Selatan yaitu di Jalan A. Yani, Jalan Kalimalang dan Jalan Pekayon dengan fungsi utama sebagai perdagangan dan jasa dengan skala kota bahkan regional. Pola pengambangan kegiatannya dilakukan secara linier sepanjang jalan arteri dan kolektor. Karena merupakan kawasan pusat kota sehingga kegiatan perdagangan sangat diminati.  
 
Pemukiman
Menurut perkembangannya pemukiman di Kecamatan Bekasi Selatan digolongankan menjadi dua yaitu pemukiman yang dibangun secara individu masyarakat (permukiman) umumnya dihuni oleh para penduduk asli Kota Bekasi, dan pemukiman yang dikembangkan oleh swasta dengan tatanan terstruktur (perumahan) yang dikhususkan untuk para penduduk migran. Karena letaknya secara geografis berada di tengah-tengah pusat kota / pemerintahan dan akses lalu lintasnya yang mudah serta tersedianya fasilitas-fasilitis umum seperti tempat perbelanjaan, perbankan dan ketersediaan lapangan pekerjaan sehingga banyak penduduk migran lebih memilih tinggal di sekitar daerah pusat perkotaan, hal ini menjadikan Kecamatan Bekasi Selatan sebagai salah satu kawasan permukiman dengan kepadatan yang tinggi di Kota Bekasi,
Perekonomian Daerah   

Struktur Ekonomi
Beragamnya kegiatan perekonomian memberikan warna pada struktur perekonomian Kecamatan Bekasi Selatan, secara umum sektor yang berperan adalah perdagangan, hotel dan restoran yang merupakan sektor andalan. Walaupun belum menggambarkan kondisi secara riilnya namun bila dilihat dari semakin berkembangnya Kecamatan Bekasi Selatan sebagai kawasan perdagangan dan jasa berskala regional diikuti dengan semakin membaiknya daya beli masyarakat, menunjukan semakin membaiknya perekonomian di Kecamatan Bekasi Selatan.
  
Kondisi ekonomi mikro (UMKM)
Secara mikro UMKM merupakan motor penggerak ekonomi lokal di Kecamatan Bekasi Selatan, sektor yang paling dominan adalah usaha makanan dan minuman dengan persentase 86,97%.

Sosial Budaya Daerah
Kependudukan
Pendudukan Kecamatan Bekasi Selatan terdiri dari penduduk asli Kota Bekasi maupun migran yang datang untuk bekerja di Kota Bekasi dan DKI jakarta, secara umum penduduk migran lebih banyak jumlahnya dibanding dengan penduduk asli Kota Bekasi, hal ini disebabkan oleh perkembangan kegiatan di DKI Jakarta yang menjadikan Kota Bekasi menjadi daerah penyeimbang kegiatan-kegiatan DKI Jakarta. Besarnya pergerakan penduduk Kota Bekasi menuju Jakarta hal ini menjadikan orientasi kebutuhan penduduk Kota Bekasi sebagian dilayani di Jakarta dan tidak semua penduduk di Kecamatan Bekasi Selatan tercatat dalam Laporan daftar penduduk.
Berdasarkan jumlah penduduk terdaftar yang didapat dari laporan  Lampid (Lahir, mati, pindah, datang) pada tahun 2007 di Kecamatan Bekasi Selatan sebanyak 201.710 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar   1,35 %, adapun proyeksi jumlah penduduk Kecamatan Bekasi Selatan sampai dengan tahun 2013 dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,85 %.

Prasaran dan Sarana Daerah

Infrastruktur
Jalan
 Panjang jalan yang dimiliki suatu daerah sangat menurutkan perkembangan masyarakat di daerah tersebut, semakin banyak akses ke luar wilayah, maka semakin tinggi pula tingkat perkembangan di daerah tersebut.
Jaringan jalan di Kecamatan Bekasi Selatan berdasarkan fungsinya dikelompok menjadi :
  1.  Jalan Arteri Primer dan Jalan Arteri Sekunder
  2. Jaringan jalan di Kecamatan Bekasi Selatan yang termasuk jalan arteri primer adalah jalan Jalan Jend. Sudirman dan Jalan Jend. Ahamd Yani. Sedangkan yang termasuk jalan arteri sekunder antara lain Jalan Kali Malang.
  3.  Jalan Kolektor Primer dan Jalan Kolektor Sekunder
  4. Jaringan jalan di Kecamatan Bekasi Selatan yang termasuk jalan kolektor primer antara lain Jalan Cikunir dan Jalan Pekayon Raya. Sedangkan yang termasuk jalan kolektor sekunder adalah Jalan Mayor Hasibuan.
  5.  Jalan Lokal Primer dan Jalan Lokal Sekunder
  6. Jaringan jalan yang termasuk jalan lokal primer adalah Jl. Raya Galaxi dan Jalan Raya Pulo ribung, sedangkan yang termasuk jalan lokal sekunder yaitu jalan-jalan diperumahan dan pemukiman atau yang disebut sebagai jalan lingkungan.
Perkembangan pembangunan prasarana jalan terutama jalan lokal primer dan jalan lokal sekunder atau yang disebut jalan lingkungan saat ini semakin digiatkan, tercatat pada tahun 2008 berjumlah 1.002 jalan dengan status jalan beraspal dan sebagian dengan rijid. dari jumlah jalan yang ada sekitar 40 % dalam keadaan rusak sehingga diharapan adanya rehabilitasi / pemeliharaan jalan sehingga diharapkan 5 tahun kedepan 95 % jaringan jalan yang ada dalam kondisi baik.

Sebelum Dimusnahkan, Bangkai Paus Bakal Diteliti

BAKAL DIMUSNAHKAN: Bangkai paus yang terdampar di Muaragembong kini sudah berada di Pulau Kotok, Kepulauan Seribu untuk diteliti dan dimusnahkan.
MUARAGEMBONG-Bangkai paus hitam  yang ditemukan terdampar di Kampung Beting, desa Pantaibahagia, Muaragembong, kini sudah berada di pulau Kotok, Kepulauan Seribu. Bangkai ikan berbobot 2,5 ton itu akan diteliti terlebih dahulu sebelum akhirnya dimusnahkah.
Wakil Kepala Pos Polisi Air dan Udara (Wakapos Pol Airud) Briptu Rino Effendi mengungkapkan, evakuasi ikan jenis sperm whale (physeter macrocepalus) dari Muaragembong, Kabupaten Bekasi ke pulau Kotok, Kepulauan Seribu memakan waktu enam jam dengan dibantu dua kapal dari Kesatuan Pengamanan Laut dan Pelabuhan (KPLP) dan Jakarta Animal aid Network (JAAN). Evakuasi berlangsung mulai puku 13.00-19.30.
Dari Kampung Beting, Pantaibahagia, ikan dengan panjang 15 meter itu dibawa ke Pulau Kotok, Kepulauan Seribu. Di pulau itu, rencananya ikan tersebut akan dilakukan penelitian oleh Kementerian Perikanan dan sejumlah stakeholder.
’’Penelitian dilakukan untuk mengetahui dari perairan mana paus tersebut berasal dan  jenisnya pun sedang dicari tahu lagi,’’ bebernya.
Usai diteliti, sambung Rino, pihaknya mendapatkan informasi ada dua opsi untuk pemusnahan bangkai paus tersebut. Opsi pertama, paus bakal ditenggelamkan. Sedangkan opsi terakhir bakal diledakan.
’’Tapi kemungkinan bakal ditenggelamkan, kalau diledakan khawatir saja. Tapi nunggu informasi lagi dari perikanan pusat,” jelasnya.
Ia menceritakan, bahwa Pulau Kotok ini kerap dijadikan sebagai lokasi ’penangkaran’ sejumlah hewan dan marga satwa yang dilindungi. Lantaran banyaknya hewan langka, di lokasi itu juga kerap dijadikan banyak orang sebagai tempat rekreasi.
Seperti diberitakan sebelumnya, paus hitam tersebut kali pertama terdampar 500 meter dari bibir pantai di Pantai Sompek, Pakisjaya, Kabupaten Karawang pekan lalu. Sabtu (28/7) warga dan JAAN menggiring paus itu ke tengah lautan.
Sehari kemudian, paus naas itu ditemukan terdampar di Pantaibahagia, Muaragembong, Kabupaten Bekasi dalam kondisi sudah tak bernyawa. (sam)

Pasar Cikarang dan Tambun Mencurigakan

Wabup Anggap Kenaikan Harga Masih Wajar
SIDAK : Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Agus Trihono bersama Wakil Bupati Rohim Mintareja saat mengunjungi Pasar Cibarusah kemarin. Enriko/Radar Bekasi
CIBARUSAH - Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakanlut) Kabupaten Bekasi menargetkan dua pasar yang akan menjadi sasaran uji sampel usus ayam berformalin. Dua pasar yang dicurigai sebagai lokasi peredaran usus ayam berformalin tersebut yakni Pasar Cikarang dan Pasar Tambun.

’’Kami akan mendatangi dua lokasi itu dan mengajak orang dari laboratorium, sehingga bisa langsung diketahui hasilnya,” ucap Kadisnakanlut Agus Trihono di sela-sela inspeksi mendadak di Pasar Cibarusah, Selasa (31/7).
Dikatakan Agus, tindakan antisipasi meluasnya peredaran usus berformalin tersebut karena diketahui beberapa pasar di Kabupaten Bekasi menerima kiriman jeroan ayam dari Jakarta Timur. Sementara beberapa pasar di Jakarta Timur sempat heboh karena maraknya peredaran usus berformalin.
’’Setelah ramai ditemukan usus berformalin di Jakarta Timur, petugas kami langsung turun ke beberapa pasar dan melakukan uji sampel. Alhamdulillah, sampai saat ini tidak ditemukan usus mengandung formalin,” ungkapnya.
Selain jeroan yang menjadi perhatian, Agus juga berencana melakukan pengawasan terhadap peredaran daging ayam. Pasalnya, seperti diketahui pada tahun lalu banyak ayam yang disembelih tidak sesuai dengan semestinya sehingga masih ada darah yang tersisa dalam daging.
’’Kalau darah ayam tidak keluar semua saat dipotong maka kualitas daging tidak bagus. Di dalam daging lama-kelamaan akan muncul mikroba dan daging akan cepat membusuk. Kalau masih ada di pasaran, daging ayam seperti itu akan kita tarik (sita),” ucapnya.
Sementara dari hasil sidak ke Pasar Cibarusah, diketahui harga beberapa bahan pokok mengalami kenaikan. Sejumlah kebutuhan pokok mengalami lonjakan harga dengan kisaran Rp500 hingga Rp1000.
’’Kenaikan harganya masih dalam tahap wajar karena tidak terlalu tinggi. Yang naik itu seperti harga kacang dan terigu. Stoknya juga masih aman. Tapi biasanya nanti akan mengalami kenaikan harga lagi seperti untuk daging dan ikan,” ucap Wakil Bupati, Rohim Mintareja seusai melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Cibarusah, kemarin.
Namun jika kenaikan harga terus melambung tinggi menjelang Lebaran, kata Rohim, pemerintah daerah melalui dinas terkait akan mengawasi langsung. Dan, jika dianggap perlu, pemerintah daerah juga akan melakukan operasi pasar.
’’Saat ini belum diperlukan operasi pasar. Dan untuk tempe tahu juga saat ini sudah mulai banyak di pasaran. Jadi menurut saya semuanya masih stabil,” paparnya.
Selain Pasar Cibarusah, pemerintah daerah dijadwalkan juga hari ini akan melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Cikarang. Inspeksi harga kebutuhan pokok tersebut akan terus dilakukan hingga lebaran. (enr)

Plt Ajak Budayakan Senam Osteoporosis

BEKASI – Banyak orang tidak menyadari osteoporosis atau penyakit keropos tulang merupakan pembunuh tersembunyi (silent killer).
Penyakit ini hampir tidak menimbulkan gejala yang jelas, sering kali diketahui justru ketika sudah parah.  Tidak heran, banyak ahli mengatakan untuk menghindari osteoporosis tidak bisa dilakukan sekali saja, tetapi harus melalui proses yang dimulai dari pencegahan sejak dini. Karena patah tulang yang dialami seseorang saat ini, sebetulnya tidak lepas dari kebiasaan masa lalu.
Berdasarkan fakta itu juga Plt Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, berharap masyarakat dapat menempuh pola hidup sehat. Khususnya Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi), Plt berharap dapat menerapkan senam osteoporis rutin dari tingakt kelurahan sampai kecamatan Kota Bekasi.
 “Menjadikan senam osteoporosis ini, senam masyarakat tingkat RT dan RW se-Kota Bekasi ,” ujar pria yang akrab disapa Pepen, belum lama ini.
Senam osteoporosis dapat menjadikan badan sehat dan bugar .Sekaligus menguatkan tulang sehingga menghindari pengeroposan tulang.
“Kegiatan yang baik ini agar terus dilakukan dan teratur dan atas nama pemerintah kota Bekasi, saya mengucapkan terima kasih dan akan mendukung terus program ini dalam upayanya menjadikan masyarakat Bekasi ini sehat, sesuai dengan visi Bekasi yang Sehat”, tukasnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua Perwatusi Kota Bekasi Gunarti Rahmat Effendi, juga melantik empat ketua kelompok senam osteorporosis.
Disebutkan, N Withaningsih, SE. MMKes sebagai Ketua Kelompok Senam Osteoporosis RS Awal Bros, Kedua, Mulyani sebagai Ketua Kelompok Senam Osteoporosis RS Budi Lestari. Ketiga, Endang Puji Astuti, Ketua Kelompok Senam Osteoporosis “Komodo” dan keempat, R Niniek Seno sebagai ketua Kelompok Senam Osteoporosis” Teratai Seroja”.
Gunarti menambahkan, Perwatusi agar terus menggalakkan senam kesehatan dalam rangka penguatan tulang, dan tidak hanya bagi ibu-ibu dan remaja perempuan saja.
“Ajak masyarakat lainnya untuk mendukung visi kota Bekasi yang Sehat dangan senam Osteoporosis ini,” harap Gunarti usai pelantikan.(adv)

Earth Hour Bekasi, PJU Padamkan Lampu Sampai Medan Satria

Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Penerangan Jalan Lampu (PJU) Kota Bekasi, mematikan lampu jalan Ahmad Yani, Jendral Sudirman, Sultan Agung sampai Harapan Indah pukul 20.30 – 21.30, Sabtu 31 Maret,
Pemadaman tersebut dalam rangka Earth Hour 2012 dimana kegiatan yang dilakukan serentak di dunia ini akan berpusat di Bundaran Harapan Indah Medan Satria Bekasi.
Kata Kasubid Pengendalian  Sumber Daya Alam Sugiono, berbagai acara juga dipersiapkan untuk meramaikan kegiatan tersebut. Beberapa diantaranya adalah atraksi kesenian dan semacamnya.
 “Untuk mendukung dalam kampanye global tersebut, kami harap seluruh masyarakat Kota Bekasi pada malam itu akan mematikan lampu selama satu jam,” sambung Sugiono.
Sebelumnya, Sugiono menjelaskan pihaknya sudah melayangkan surat edaran kepada seluruh pusat perbelanjaan industry, perguruan tinggi dan masyarakat Kota Bekasi agar melakukan pemadaman lampu pada saat bersamaan. “Mudah-mudahan semuanya mengikuti,” ujarnya.
Sementara itu Koordinator Earth Hour Bekasi, Ferlansyah mengatakan, tema ‘ini aksiku, mana aksimu’ diharapkan puncak kegiatan eart hour 2012 tersebut dapat berjalan dengan baik.
“Karena akan dilakukan bersama-sama di tujuh kota besar di pulau Jawa seperti di kawasan Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Solo,” tandasnya.(adv).

Incar Kursi Walikota, PKB Siapkan 3 Kader

DEKATI PEMILIH PEMULA: Ketua Umum DPP PAN, Yandri Susanto (paling kanan) saat menyaksikan pelaksanaan tryout di ruang Musdhalifah Islamic Center, belum lama ini.
BEKASI UTARA – Kursi walikota dan wakil walikota juga menjadi incaran Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Meski hanya memiliki satu wakil di DPRD Kota Bekasi, PKB telah menyiapkan tiga kader untuk meraih kursi B1 ataupun B2.
Rekomendasi penetapan nama tiga kader PKB itu dihasilkan dalam Musyawarah cabang (Muscab) PKB bulan Maret lalu.
Ketiga nama tersebut adalah Wakil Ketua PC NU Kota Bekasi sekaligus Kepala BPN Kota Bekasi, Budi Suryanto, Drs. KH Abu Bakar Rahziz selaku Pimpinan Ponpes Mahasina Pondok Gede, dan  Ahmad Ustuchri anggota DPRD Kota Bekasi, yang juga Ketua Dewan Tanfidz PKB kota Bekasi.
”Tiga nama tersebut hasil rekomendasi Muscab yang kami laksanakan baru-baru ini. Nama yang ada, nantinya akan diperkenalkan partai kepada masyarakat pemilih sebagai calon yang akan ikut maju dalam Pemilukada Kota Bekasi dari partai kami,” ujar Ketua Dewan Tanfidz PKB,  Ahmad Ushtuchri.
”Kami rasa, saat ini sudah saatnya PKB mengusung kader sendiri untuk maju pada Pilkada nanti. Dan, nama-nama tersebut sudah tidak diragukan dan siap bertarung dalam Pemilukada nanti,” tegasnya.
Pada Muscab tersebut, sambung dia, sengaja diberi tema “Mengokohkan Peran PKB Sebagai Wadah Perjuangan Politik Nahdlatul Ulama”, karena PKB merupakan partai yang didirikan sebagai wadah aspirasi politik masyarakat NU.
Selain itu, PKB Kota Bekasi ke depan akan menargetkan 40 persen  kursi di parlemen Kota Bekasi. ”Tentunya, hal itu bukan target yang muluk-muluk. Karena dalam Muscab tersebut, partai merekomendasikan agar seluruh kader PKB melakukan jihad sosial dalam bentuk pendidikan dan kesehatan. Itu, diharapakan nantinya bisa mendongkrak perolehan suara kami,” pungkasnya. (col)

7782 Linmas Bantu Amankan Pemilukada Kota Bekasi

DUKUNG TNI-POLRI: Ribuan Linmas bakal diturunkan membantu Polri dan TNI mengamankan Pemilukada, Desember mendatang.
BEKASI TIMUR- Sedikitnya 7782 anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kota Bekasi, akan diterjunkan dalam pengamanan Pemilihan umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kota Bekasi yang akan diselenggarakan pada Desember mendatang.
Selain mengamankan pelaksanaan pemungutan suara pada 16 Desember, Linmas juga membantu aparat keamanan menciptakan ketertiban umum. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat  (Kesbangpol Linmas) Kota Bekasi Agus Dharma kepada Radar Bekasi diruang kerjanya rabu kemarin.
Dikatakan Agus, anggota Linmas tersebut nantinya bertugas di tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar diseluruh kecamatan di Kota Bekasi. Setiap TPS akan dijaga oleh dua anggota linmas, yang selalu siaga untuk membantu kelancaran peroses pemungutan suara.
“Anggota Linmas Kota Bekasi siap terlibat secara aktif untuk Pengamanan Langsung (Pamsung) yang merupakan bagian dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dalam penyelenggaraan Pemilukada Kota Bekasi 2012 dan diharapkan senantiasa menjalin komunikasi dan koordinasi dengan jajaran TNI dan Kepolisian,”terangnya.
Mantan kepala dinas perhubungan Kota Bekasi ini mengatakan, Linmas mempunyai peran yang penting dalam membantu menciptakan ketertiban masyarakat. Menjelang Pemilukada, sangat rawan terjadi gesekan di masyarakat sehingga peran Linmas harus dioptimalkan.
“Linmas selama ini sudah dekat dengan masyarakat, sehingga peran linmas di masyarakat dapat membantu meredam gejolak masyarakat atau gesek antar masyarakat yang kerap terjadi pada pemilukada,”tuturnya.
Sebelumnya, kata Agus, anggota Linmas Kota Bekasi telah mendapatkan pembekalan dan keterampilan agar dapat melaksanakan tugas pengamanan dengan baik. Pelatihan dilakukan secara bertahap di masing-masing kecamatan.”Dengan keterampilan tersebut, kami harapkan Linmas dapat mendukung aparat keamanan yang ada,” ujarnya.
Selain itu, Agus juga meminta jajaran Linmas Kota Bekasi untuk dapat terus meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan instansi terkait, serta lembaga kemasyarakatan lainnya dalam melaksanakan tugas pokok Perlindungan Masyarakat yang makin hari semakin kompleks.
“Dan khusus untuk pengamanan langsung Pemilukada Kota Bekasi mendatang,  saya meminta agar anggota Linmas dapat menjaga netralitas dengan tidak memberikan dukungan dalam bentuk apapun kepada salah satu pasangan calon peserta Pemilukada,”tandasnya. (mif)