sponsor

Slider

Seputar Bekasi

Pemerintahan

Tokoh

Kuliner

Piknik

Olah Raga

Tersentuh dengan Putus Sekolah

Via Rizkia Aprilianti
Dia adalahVia Rizkia Aprilianti, gadis berumur14 tahun yang duduk di bangku SMPN 15 ini, punya segudang prestasi.

Sebut saja,juara satu lomba Senam kesehatan jasmani seJabodetabek, juara harapan 3 lomba Senam Kebugaran Otak (2010) dan Juara 1 Senam Bekasi Sehat se Kota Bekasi pada juni 2010 kemarin.

Anak kedua dari dua bersaudara ini memang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.Terlihat dari berbagai kegiatan organisasi yang dia ikuti, mulai dari Seorang Pratami atau Pemimpin Pramuka putri di sekolahnya sampai Waka Karang taruna di Komplek perum Disjab AL ciangsana dimana dia tinggal.

Katanya, Via selalu terketuk untuk dapat membantu anak-anak kecil yang tidak dapat bersekolah atau pun putus sekolah karena orang tua mereka tidak mampu dalam segi financial. “Makanya senang berorganisasi,” singkatnya.

“ Saya sangat senang karena karena anak-anak itu bisa tersenyum dan sangat berterimakasih, karena mereka bisa belajar baca dan tulis walaupun tidak dilakukan di dalam kelas sekolah via berkisah,” tandasnya.(cr48)
 
Sumber : radar-bekasi


Jazz Bikin Tenang Hati

Hanifa Lutfiah Sangaji

Banyak berbagai genre musik yang kini bermunculan di dunia music membuat Hanifa Lutfiah Sangaji, akhirnya memilih jenis Jazz sebagai musik yang digemarinya. Katanya, Karena alunan musik yang memiliki tempo romantik tidak akan pernah ada tandingannya.

Bahkan, untuk menenangkan hatinya, ia kerap kali menyanyikan berbagai musik jazz sampai-sampai beberapa lagu jazz luar negeri dihafalnya dengan fasih.

“Wah kalau lagi diam atau nyantai biasanya nyanyi aja lagu jazz yang aku hafal, karena musiknya otu loh bikin tenang banget, ketimbang dengan musik yang debra debruk dengan tempo keras Cuma bikin pusing,” beber anak kedua dari dua bersaudara.

Siswi kelas XII IPA ini berahrap, musik jazz tidak hanya digemari oleh orang yang high class. Namun juga disukai oleh berbagai kalangan. Apalagi tempo musiknya, menurut siswi yang akrap disapa Hany ini, tidak begitu berat dan mudah dicerna oleh pendengarnya. (sam)
 
Sumber : radar-bekasi


Paling Suka Matematika

Mutiara Arbaita Aulila
Di saat gadis seusianya kerap membenci mapel yang satu ini, dia justru tertarik dengan ilmu pasti. Mutiara Arbaita Aulila, gadis yang selalu berusaha segala sesuatunya seorang diri ini mengaku sangat menyukai mata pelajaran matematika.

Bila ujian tiba, nilai matematika yang paling kecil bisa diraih adalah 90. Mute, demikian akrab disapa mengaku, tidak pernah lelah atau bosan berlatih menghitung atau menyelesaikan soal-soal yang ada. “Kalau ada yang enggak mengerti, tinggal tanya saja kepada guru atau teman yang mengerti,” ucapnya.

Ia menjelaskan, matematika adalah mata pelajaran yang unik, lain daripada yang lain. Dibandingkan Fisika atau Kimia, kata Mute, matematika mempunyai dasar yang tidak rumit dan membingungkan. “Dasar matematika itu sebenarnya cuma, penambahan, pengurangan, pembagian atau perkalian,” katanya.

Rumus dan segala macamnya kata dia, hanya bagian dari proses sebuah soal, dimana semuanya akan kembali pada proses dasar matematika. “Rumus kan hanya pengantar, menyelesaikannya kan kembali lagi ke dasar matematika, hitung, tambah, kali, bagi atau kurang,” ulangnya mantap.

Meski suka pada ilmu pasti soal hobi dan kesukaan, Mute mengaku paling suka dengan lagu-lagu yang dibawakan penyanyi Rossa. “Rossa pokoknya the best-lah,” puji Mute.(cr46)
Sumber : radar-bekasi.com 

Dilema Cita-cita Polwan atau Guru Agama

Elvira Natilova
Polisi Wanita (Polwan) atau Guru. Dua profesi itu sempat membuat siswi kelas XI TKJ SMK Attaqwa 03 Elvira Natilova, bingung mana yang harus dipilih jadi daftar utama cita-citanya. 

Gadis yang akrab disapa Vira ini menjelaskan, polwan tugasnya melindungi dan menertibkan masyarakat. Sementara guru, mendidik dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat. “Kalau guru saya ingin jadi guru agama,” singkatnya. Katanya, pendidikan agama sangatlah penting untuk proses mencetak generasi muda yang berakhlaq.

Vira yang gemar membaca, juga tidak putus memantau perkembangan politik di negeri ini. Baginya, banyak yang harus dibenahi dalam politik dan pemerintah. “Terutama masalah korupsi yang belum bisa diberantas dari negar ini,” katanya.

Pandangan politik tersebut jualah, membuat Vira menggantungkan cita-citanya sebagai polwan.

“Makanya bingung mau jadi guru atau polwan, ingin mendidik agama siswa tapi ingin juga mengatur politik negeri,” katanya.

Sementara itu, mengisi hari libur sekolah setelah ulangan semester, Vira memutuskan untuk melaksanakan tugas Praktek Kerja Lapangan (PKL) di kantor Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bekasi.”Daripada tidak ada kegiatan yang berarti atau liburan, mendingan PKL, jadi saat sekolah tugas PKL-nya sudah beres,” tukasnya.(cr48)


Sumber : radar-bekasi

Antara Wedang Jahe dan Nasi Kucing

Andika Sulistiana

Jagoan karate dari SMAN 5 Tambun ini punya hobi mampir ke warung ‘nasi kucing’, hanya untuk menikmati wedang jahe.

Remaja kelahiran 16 tahun yang lalu ini mengaku, sangat menyukai makanan di warung lesehan malam hari ini. Tapi karena kesibukannya yang luar biasa, dia tidak punya banyak waktu untuk menikmati makanan kesukaannya.

“Jadi begitu ada waktu kosong, saya langsung mampir. Enak bisa menghangatkan badan (wedang jahe.red),” katanya.

Anak pertama dari tiga bersaudara ini tercatat punya segudang prestasi seperti, juara 3 kejurnas INKAI yang diadakan di Surabaya (2010), juara 3 kata perorangan putra dalam O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) 2010, juara 2 kata beregu dalam Kejurnas yang diadkan oleh Mendagri di Kalimantan (2011), dan juara 2 kata perorangan putra dalam kejurda Jabar yang diselenggarakan oleh FORKI (2011).(cr48)
Sumber : Radar-Bekasi 

Salah Ketik Nama di SK, Verifikasi PPDB Online Diundur

BEKASI SELATAN – Salah ketik nama Wakil Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) dalam Surat Keputusan (SK) Wali Kota tentang Tim Verifikasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online 2012, proses verifikasi diundur. Demikian ungkap Kepala Pendidikan Menengah Kota, Dedi Djuanedi, kemarin.
Dedi yang ditemui saat rapat bersama tim verifikasi BMPS menjelaskan, adanya kesalahan pengetikan gelar nama sekretaris tim verifikasi, Supardi yang merupakan Wakil Kepala BMPS menjadi alasan penundaan proses tersebut. ’’Jadi ada kesalahan ketik, yang seharusnya Ir Supardi, tetapi ditulisnya IR nya gede semua,” kilahnya
Kesalahan ketik itu kata Dedi, otomatis membuat proses pembuatan surat dimulai dari awal lagi, mulai dari pengetikan sampai penandatanganan pihak-pihak terkait.
Sementara itu Ketua BMPS, Omid Sunarya, kepada Radar Bekasi mengatakan, dengan pengunduran tersebut menjadi alasan kuat bahwasanya kesalahan kuota yang tidak sesuai dengan peraturan ada di pihak Dinas Pendidikan Kota.  ’’Biarkan saja mereka yang belum siap berarti, dan dengan diundur dan diulur-ulurnya justru semakin memperkuat dugaan kesalahan dari pihak mereka (disdik.red),”ujarnya.
Pihak BMPS sendiri telah mempersiapkan jadwal dan pembagian tim verifikasi PPDB tahun 2012, berita acara, dan form verifikasi setiap sekolah. ’’Dengan mempersempit kerja tim verifikasi tidak bisa menghilangkan data dan temuan kami dari BMPS,” terang Omid.
Sebelumnya dalam pertemuan hari selasa (17/7) antara Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan, Wali Kota, dan pihak BMPS Kota Bekasi telah disepakati pembentukan tim verfikasi. Tim tersebut akan bekerja berdasarkan SK dari Wali Kota agar mendapatkan transparansi mengenai PPDB jalur BL di seluruh sekolah negeri, dan telah ditetapkan pelaksanaannya adalah mulai senin 23 Juli kemarin.
Tetapi hingga saatnya kemarin tim verifikasi harus sudah dapat langsung terjun ke lapangan, SK Wali Kota tersebut belum juga didapatkan. (mas)

Guru Keluhkan 100 Soal UKG

Susah, Banyak Soal Kembar dan Tidak Sesuai dengan Jawaban
BEKASI SELATAN –Gagal melakukan Uji Kompetensi Guru (UKG) serempak hari pertama Senin lalu karena server Kemendikbud yang gagal online. Kini setelah sukses online, peserta UKG khususnya SMP mengeluhkan soal online yang tidak sempurna.
Dikeluhkan salah satu peserta UKG SMPN 5, Rohmatun, soal UKG Matematika tidak sesuai dengan jawaban yang disediakan. Ia menjelaskan, salah satu soal yang tidak sempurna adalah perintah untuk menyesuaikan gambar yang terlampir namun, Rohmatun tidak menemui gambar yang diinstruksikan dalam soal. ’’Cuma layar kosong saja begitu, tidak ada gambar apa-apa,” sambungnya sambil menambahkan tidak sedikit juga soal yang diberikan sama alias ’itu-itu’ saja. ’’Bahkan banyak soal yang kembar,” sambungnya.
Keluhan senada juga diutarakan peserta UKG SMPN 5, Kodamat. Kodamat menilai, 100 soal yang ditampilkan online banyak sama, hanya dibedakan angka serta kalimat matematika saja.
’’Jadinya terkesan masih terlihat kurang profesional dan panitia belum siap melaksanakan UKG,” ucapnya sambil berharap, panitia soal UKG dapat mempersiapkan lebih matang sehingga UKG yang dimaksudkan menjadi tolak ukur dapat lebih bermutu. ’’Saya sangat setuju dengan UKG ini, karena untuk meningkatkan kompetensi guru, dan dari hasil UKG ini juga pasti akan didapatkan nilai guru yang variatif. Saya kira ini sebaiknya memang rutin dilakukan,” cetusnya.
Sementara peserta UKG SMAN 5 Tamsel, Bondan Bahrudin beranggapan, UKG belum diperlukan dalam menilai kompetensi guru. Katanya, sertifikasi dan berbagai syarat didalamnya sudah cukup memberikan tolak ukur kompetensi guru.
 ’’Soalnya susah-susah, kita kan sudah bukan pembelajar lagi, sebenarnya sertifikasi sudah cukup karena sudah melalui tes PLPG dan portofolio,” keluh guru olahraga yang telah tersertifikasi sejak 2010 ini.(mas)