sponsor

Slider

Seputar Bekasi

Pemerintahan

Tokoh

Kuliner

Piknik

Olah Raga

Kenalkan Indonesia pada Jepang

Dini Angela Fitriyanti
Bisa ke Jepang merupakan hal yang luar biasa, Apalagi mewakili Bekasi untuk pertukaran pelajar. Dini Angela Fitriyanti, dengan bangga bisa ke negara sakura bersama wakil Indonesia lainnya untuk mempelajari kebudayaan Jepang yang dikenal sangat displin.

Menurut gadis yang sekolah di SMAN 14 ini, tidak hanya mempelajari kebudayaan jepang saja. Namun, ia juga mensosialisasikan tata krama warga Indonesia di Jepang. Sehingga memberikan kebanggan dirinya menjadi warga Indonesia yang dikenal sopan.

“Di Jepang, aku memiliki keluarga angkat dan mendapatkan kebudayaan sopan santu di Jepang dan aku pun mensosialisasikan tata krama orang Indonesia di Jepang seperti saat mau pamit aku selalu cium tangan yang membuat mereka heran. Namun, mereka pun sangat senang,” tutur siswi Kelas XII ini.

Menurutnya, ilmu yang didapat di Jepang akan diterapkan di Indonesia seperti tidak ada satu pun sampah yang berceceran di lingkungan dan selalu tepat waktu pada jam sekolah dan bekerja.

“Pokonya hal yang positif aku dapatkan disana akan aku terapkan di Indoensia sehari-hari,” kata siswi yang pernah menjadi wakil provinsi untuk Paskibraka. (sam)
 
Sumber : radar-bekasi

Tersentuh dengan Putus Sekolah

Via Rizkia Aprilianti
Dia adalahVia Rizkia Aprilianti, gadis berumur14 tahun yang duduk di bangku SMPN 15 ini, punya segudang prestasi.

Sebut saja,juara satu lomba Senam kesehatan jasmani seJabodetabek, juara harapan 3 lomba Senam Kebugaran Otak (2010) dan Juara 1 Senam Bekasi Sehat se Kota Bekasi pada juni 2010 kemarin.

Anak kedua dari dua bersaudara ini memang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.Terlihat dari berbagai kegiatan organisasi yang dia ikuti, mulai dari Seorang Pratami atau Pemimpin Pramuka putri di sekolahnya sampai Waka Karang taruna di Komplek perum Disjab AL ciangsana dimana dia tinggal.

Katanya, Via selalu terketuk untuk dapat membantu anak-anak kecil yang tidak dapat bersekolah atau pun putus sekolah karena orang tua mereka tidak mampu dalam segi financial. “Makanya senang berorganisasi,” singkatnya.

“ Saya sangat senang karena karena anak-anak itu bisa tersenyum dan sangat berterimakasih, karena mereka bisa belajar baca dan tulis walaupun tidak dilakukan di dalam kelas sekolah via berkisah,” tandasnya.(cr48)
 
Sumber : radar-bekasi


Jazz Bikin Tenang Hati

Hanifa Lutfiah Sangaji

Banyak berbagai genre musik yang kini bermunculan di dunia music membuat Hanifa Lutfiah Sangaji, akhirnya memilih jenis Jazz sebagai musik yang digemarinya. Katanya, Karena alunan musik yang memiliki tempo romantik tidak akan pernah ada tandingannya.

Bahkan, untuk menenangkan hatinya, ia kerap kali menyanyikan berbagai musik jazz sampai-sampai beberapa lagu jazz luar negeri dihafalnya dengan fasih.

“Wah kalau lagi diam atau nyantai biasanya nyanyi aja lagu jazz yang aku hafal, karena musiknya otu loh bikin tenang banget, ketimbang dengan musik yang debra debruk dengan tempo keras Cuma bikin pusing,” beber anak kedua dari dua bersaudara.

Siswi kelas XII IPA ini berahrap, musik jazz tidak hanya digemari oleh orang yang high class. Namun juga disukai oleh berbagai kalangan. Apalagi tempo musiknya, menurut siswi yang akrap disapa Hany ini, tidak begitu berat dan mudah dicerna oleh pendengarnya. (sam)
 
Sumber : radar-bekasi


Paling Suka Matematika

Mutiara Arbaita Aulila
Di saat gadis seusianya kerap membenci mapel yang satu ini, dia justru tertarik dengan ilmu pasti. Mutiara Arbaita Aulila, gadis yang selalu berusaha segala sesuatunya seorang diri ini mengaku sangat menyukai mata pelajaran matematika.

Bila ujian tiba, nilai matematika yang paling kecil bisa diraih adalah 90. Mute, demikian akrab disapa mengaku, tidak pernah lelah atau bosan berlatih menghitung atau menyelesaikan soal-soal yang ada. “Kalau ada yang enggak mengerti, tinggal tanya saja kepada guru atau teman yang mengerti,” ucapnya.

Ia menjelaskan, matematika adalah mata pelajaran yang unik, lain daripada yang lain. Dibandingkan Fisika atau Kimia, kata Mute, matematika mempunyai dasar yang tidak rumit dan membingungkan. “Dasar matematika itu sebenarnya cuma, penambahan, pengurangan, pembagian atau perkalian,” katanya.

Rumus dan segala macamnya kata dia, hanya bagian dari proses sebuah soal, dimana semuanya akan kembali pada proses dasar matematika. “Rumus kan hanya pengantar, menyelesaikannya kan kembali lagi ke dasar matematika, hitung, tambah, kali, bagi atau kurang,” ulangnya mantap.

Meski suka pada ilmu pasti soal hobi dan kesukaan, Mute mengaku paling suka dengan lagu-lagu yang dibawakan penyanyi Rossa. “Rossa pokoknya the best-lah,” puji Mute.(cr46)
Sumber : radar-bekasi.com 

Dilema Cita-cita Polwan atau Guru Agama

Elvira Natilova
Polisi Wanita (Polwan) atau Guru. Dua profesi itu sempat membuat siswi kelas XI TKJ SMK Attaqwa 03 Elvira Natilova, bingung mana yang harus dipilih jadi daftar utama cita-citanya. 

Gadis yang akrab disapa Vira ini menjelaskan, polwan tugasnya melindungi dan menertibkan masyarakat. Sementara guru, mendidik dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat. “Kalau guru saya ingin jadi guru agama,” singkatnya. Katanya, pendidikan agama sangatlah penting untuk proses mencetak generasi muda yang berakhlaq.

Vira yang gemar membaca, juga tidak putus memantau perkembangan politik di negeri ini. Baginya, banyak yang harus dibenahi dalam politik dan pemerintah. “Terutama masalah korupsi yang belum bisa diberantas dari negar ini,” katanya.

Pandangan politik tersebut jualah, membuat Vira menggantungkan cita-citanya sebagai polwan.

“Makanya bingung mau jadi guru atau polwan, ingin mendidik agama siswa tapi ingin juga mengatur politik negeri,” katanya.

Sementara itu, mengisi hari libur sekolah setelah ulangan semester, Vira memutuskan untuk melaksanakan tugas Praktek Kerja Lapangan (PKL) di kantor Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bekasi.”Daripada tidak ada kegiatan yang berarti atau liburan, mendingan PKL, jadi saat sekolah tugas PKL-nya sudah beres,” tukasnya.(cr48)


Sumber : radar-bekasi

Antara Wedang Jahe dan Nasi Kucing

Andika Sulistiana

Jagoan karate dari SMAN 5 Tambun ini punya hobi mampir ke warung ‘nasi kucing’, hanya untuk menikmati wedang jahe.

Remaja kelahiran 16 tahun yang lalu ini mengaku, sangat menyukai makanan di warung lesehan malam hari ini. Tapi karena kesibukannya yang luar biasa, dia tidak punya banyak waktu untuk menikmati makanan kesukaannya.

“Jadi begitu ada waktu kosong, saya langsung mampir. Enak bisa menghangatkan badan (wedang jahe.red),” katanya.

Anak pertama dari tiga bersaudara ini tercatat punya segudang prestasi seperti, juara 3 kejurnas INKAI yang diadakan di Surabaya (2010), juara 3 kata perorangan putra dalam O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) 2010, juara 2 kata beregu dalam Kejurnas yang diadkan oleh Mendagri di Kalimantan (2011), dan juara 2 kata perorangan putra dalam kejurda Jabar yang diselenggarakan oleh FORKI (2011).(cr48)
Sumber : Radar-Bekasi 

Jaksa yang Diduga Pemeras, Bakal Dilaporkan ke Kejari

DUDUK DI KURSI: Sidang kasus narkoba dengan tersangka terdakwa Yossy Dany Haryanto (38), yang terlibat kasus kejahatan Narkotika jenis ganja, dengan agenda putusan, ditunda karena majelis hakim mengaku ada sesuatu dan lain hal. Terdakwa dalam kasus ini dituntut empat tahun penjara. ADI/RADAR BEKASI
BEKASI SELATAN – Keluarga terdakwa Yossy Dany Haryanto (38), yang terlibat kasus kejahatan Narkotika jenis ganja, berencana mengirimkan surat laporan kepada Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Bekasi terkait ulah oknum jaksa yang diduga memeras.

’’Dari pihak keluarga, rencananya akan melayangkan surat kepada Kejari dalam waktu dekat ini,” ujar kuasa hukum terdakwa, Taruli Simanjuntak kepada Radar Bekasi, kemarin.
Menurutnya, surat itu terkait upaya seorang oknum Jaksa Penuntut Umum (JPU) terdakwa yang berusaha meminta uang kepada keluarga supaya dituntut ringan.
’’Dengan inti serta materi pembicaraan bisa meringankan tuntutan atau hukuman atas kasus hukum yang menimpa terdakwa. Asalkan keluarga dapat menyediakan dana antara Rp15-20 juta untuk Jaksa. Itu yang akan dilaporkan keluarga melalui surat kepada Kejari,” papar Taruli.
Sementara itu, dalam sidang dengan agenda putusan, ketua majelis hakim menunda sidang, dengan alasan karena sesuatu dan lain hal, jadi putusan belum siap. Sehingga ketua majelis hakim menunda sidang sampai pada 8 Agustus 2012 mendatang.
Dalam kasus ini, terdakwa Yossy yenag terjerat dalam kasus Narkotika jenis ganja, dituntut empat tahun penjara oleh JPU, dengan pasal yang dikenakan, yaitu pasal127 ayat 1 huruf A, tentang UU Narkotika nomor 35 tahun 2009 tentang pemakai dan kepemilikan Narkoba. (adi)

Atap Pustu Padurenan Ambrol

Cr50/RADAR BEKASI/BOLONG: Atap Puskesmas Pembantu (pustu) Padurenan tampak berlubang karena dimakan usia.
MUSTIKAJAYA-Pasien yang datang ke Puskesmas Pembantu (pustu) Padurenan tak merasa nyaman. Ini disebabkan bangunan pustu yang tidak terawat dan rusak. Padahal, Pustu Padurenan menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Selain bangunanannya mini, sebagian ruangan  Pustu tak dapat difungsikan. Seperti, ruang toilet yang tak dapat dipakai. Yang paling parah, atap bangunan itu jebol dan kayu penyangganya keropos.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Puskesmas Mustikajaya, Abdul Khalik, mengaku nyaris pasrah. Pasalnya, pihaknya kerap mengusulkan perbaikan bangunan Pustu, namun hingga kini tak kunjung mendapat persetujuan Pemkot Bekasi.  ”Kita sudah sering diusulkan dalam Musrenbang, tetapi belum juga ada anggarannya,” ujarnya.
Meski dengan  fasilitas seadanya, pelayanan di sana, sambung Khalik, tetap berjalan seperti biasa. Setiap hari, Pustu Padurenan melayani 20 masyarakat.
”Tentunya belum layak, tapi karena harus melayanai masyarakat tetap kita gunakan, kita tiap tahun usulkan di Musrenbang, tapi itu ditentukan skala prioritas dulu,” jelas Khalik yang mengaku kerap menggunakan mobil ambulan untuk mendatangi masyarakat.
Sementara itu, salah seorang petugas jaga, Diman (80), mengaku bangunan Pustu yang berada di komplek kantor Kelurahan Padurenan sudah lama rusak. Sambungnya, sejak adanya puskesmas pembantu hingga kini belum ada perbaikan. Padahal, kondisi kayu kusen, atap, pintu serta ruangan toilet sudah rusak.
”Ini semenjak dibentuk desa sudah ada, sekarang yang rusak, paling pintu, kusen, atap, kalau ruangannya masih sering dipake, tembok juga masih lumayan bagus,” pungkasnya (cr50)