sponsor

Slider

Seputar Bekasi

Pemerintahan

Tokoh

Kuliner

Piknik

Olah Raga

Bayi Paus Sulit Ditenggelamkan

PAUS MALANG: Bangkai bayi paus yang terdampar di Muaragembong beberapa waktu lalu (kiri). Bangkai paus bungkuk yang terdampar di kolam renang laut di Australia, Rabu (1/8) kemarin (kanan).
Paus yang terdampar di Muaragembong ternyata masih bayi. Itu diketahui dari hasil penelitian Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) setelah mengambil sampel daging, gigi, dan genetika, ikan tersebut.

Hal itu diungkapkan Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan, saat dihubungi Radar Bekasi tadi malam. Paus berusia dewasa berukuran 30 meter. Sedangkan paus yang sempat terdampar di Karawang dan Muaragembong itu memiliki panjang 12 meter.
’’Kalau ikan paus ukuran dewasa memiliki panjang 30 meter, tapi kalau yang ini cuma 12 meter. Berarti ikan paus ini masih bayi,” ungkap Simon Sinaga dari Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Simon mengungkapkan, keterangan sejumlah nelayan kepadanya menyebutkan gerombolan paus sering melewati wilayah Bekasi bahkan hingga ke Utara Jawa. Padahal, secara geografis bukan tempat migrasi paus. Diduga bayi paus ini tersesat karena kehilangan arah dan terpisah saat gerombolan ikan paus mencari bahan makanan.
’’Paus itu punya sonar dan ini untuk komunikasi mereka. Mungkin terpisah saat mencari bahan makanan. Kami belum mengetahui paus ini dari perairan mana,” jelas Simon.
Meski masih bayi, upaya memusnahkan bangkai paus itu dengan cara menenggelamkannya ke laut, pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan masih mengalami kesulitan. Padahal, beban pemberat 3 ton di tubuh paus tersebut sudah melebihi bobotnya yang 2,5 ton. Rencananya bangkai paus itu akan ditenggelamkan di kedalam 30 meter dari permukaan laut.
Diduga sulitnya menenggelamkan bayi paus itu lantaran banyaknya gas yang tertimbun di dalam tubuh bangkai paus itu. Untuk itu, sambung Simon, pihaknya sedang membolongkan seluruh tubuh paus tersebut supaya gas yang di dalam tubuhnya lekas keluar.
’’Kalau gasnya keluar mempermudah pembusukan hingga kami tidak lagi mengalami kesulitan untuk menenggelamkannya di Pulau Kotok, Kepulauan Seribu,’’ terangnya.
Sepeti diberitakan sebelumnya, ikan paus ini terdampar di Pantai Pakisjaya, Karawang dua pekan lalu dan dilepaskan Sabtu (28/7). Sehari kemudian, paus yang diduga jenis yang sama ditemukan warga sudah jadi bangkai terdampar di Pantaibahagia, Muaragembong, Kabupaten Bekasi.
Paus Juga Terdampar di Kolam Renang
Terpisah, di Sydney, Australian, warga setempat dikejutkan dengan paus bungkuk yang terdampar di pantai utara Sydney. Paus ini berukuran raksasa, panjang 10 meter dengan berat 20-25 ton!
Masyarakat setempat berbondong-bondong menyaksikan paus bungkuk yang ditaksir masih bayi itu. Jubir Polisi Taman Nasional dan Satwa Liar (NPSW) menuturkan paus itu diduga mati di laut pada Rabu (1/8) sebelum terdampar di kolam renang laut di Newport Beach. Seperti dikutip dari The Australian.
Steve Messenger, seorang turis dari California, turut menyaksikan paus mati itu. ’’Paus itu sedikit kotor, seperti onggokan besar jelly, Anda tidak bisa melihat kepala atau ekornya,” ujarnya.
Paus itu menerjang kolam renang laut di pantai tersebut dan menghancurkan tonggak penambat kapal dan rantai di sekitarnya. Penjaga pantai menutup kolam renang itu dan mencari cara menyingkirkan bangkai paus.
Sebuah papan petunjuk didirikan oleh petugas setempat yang berisi pengumuman bahwa pantai ditutup dan peringatan tentang kemungkinan peningkatan aktifitas ikan hiu.
’’Setiap kali Anda mendapati paus mati, ada kemungkinan potongan paus mati, lemak atau minyak yang keluar, akan menarik kedatangan ikan hiu,” kata manajer NPWS Chris Grudnoff.
Sebuah kapal tug atau ekskavator 20 ton akan digunakan untuk menyingkirkan paus itu, atau petugas menunggu gelombang pasang setinggi 1,9 meter nanti malam yang diharapkan menggeser paus itu keluar dari kolam renang.
’’Kami mungkin akan menyerahkan paus itu kepada alam setelah penilaian kami saat air surut,” ujar Grudnoff.
Menurut Grudnoff, salah satu masalah yang muncul terkait dengan bangkai itu adalah bau yang kuat dan menjijikkan di pantai.
Departemen Lingkungan NSW dalam twitternya menyatakan paus itu mungkin telah mati sejak dua hari lalu. Tidak ada bukti serangan dari perahu atau belitan di tubuhnya, meskipun sepertinya paus itu digigit hiu setelah kematiannya. (*/sam/zar/koz)

Plt Ajak Budayakan Senam Osteoporosis

BEKASI – Banyak orang tidak menyadari osteoporosis atau penyakit keropos tulang merupakan pembunuh tersembunyi (silent killer).
Penyakit ini hampir tidak menimbulkan gejala yang jelas, sering kali diketahui justru ketika sudah parah.  Tidak heran, banyak ahli mengatakan untuk menghindari osteoporosis tidak bisa dilakukan sekali saja, tetapi harus melalui proses yang dimulai dari pencegahan sejak dini. Karena patah tulang yang dialami seseorang saat ini, sebetulnya tidak lepas dari kebiasaan masa lalu.
Berdasarkan fakta itu juga Plt Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, berharap masyarakat dapat menempuh pola hidup sehat. Khususnya Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi), Plt berharap dapat menerapkan senam osteoporis rutin dari tingakt kelurahan sampai kecamatan Kota Bekasi.
 “Menjadikan senam osteoporosis ini, senam masyarakat tingkat RT dan RW se-Kota Bekasi ,” ujar pria yang akrab disapa Pepen, belum lama ini.
Senam osteoporosis dapat menjadikan badan sehat dan bugar .Sekaligus menguatkan tulang sehingga menghindari pengeroposan tulang.
“Kegiatan yang baik ini agar terus dilakukan dan teratur dan atas nama pemerintah kota Bekasi, saya mengucapkan terima kasih dan akan mendukung terus program ini dalam upayanya menjadikan masyarakat Bekasi ini sehat, sesuai dengan visi Bekasi yang Sehat”, tukasnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua Perwatusi Kota Bekasi Gunarti Rahmat Effendi, juga melantik empat ketua kelompok senam osteorporosis.
Disebutkan, N Withaningsih, SE. MMKes sebagai Ketua Kelompok Senam Osteoporosis RS Awal Bros, Kedua, Mulyani sebagai Ketua Kelompok Senam Osteoporosis RS Budi Lestari. Ketiga, Endang Puji Astuti, Ketua Kelompok Senam Osteoporosis “Komodo” dan keempat, R Niniek Seno sebagai ketua Kelompok Senam Osteoporosis” Teratai Seroja”.
Gunarti menambahkan, Perwatusi agar terus menggalakkan senam kesehatan dalam rangka penguatan tulang, dan tidak hanya bagi ibu-ibu dan remaja perempuan saja.
“Ajak masyarakat lainnya untuk mendukung visi kota Bekasi yang Sehat dangan senam Osteoporosis ini,” harap Gunarti usai pelantikan.(adv)

Earth Hour Bekasi, PJU Padamkan Lampu Sampai Medan Satria

Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Penerangan Jalan Lampu (PJU) Kota Bekasi, mematikan lampu jalan Ahmad Yani, Jendral Sudirman, Sultan Agung sampai Harapan Indah pukul 20.30 – 21.30, Sabtu 31 Maret,
Pemadaman tersebut dalam rangka Earth Hour 2012 dimana kegiatan yang dilakukan serentak di dunia ini akan berpusat di Bundaran Harapan Indah Medan Satria Bekasi.
Kata Kasubid Pengendalian  Sumber Daya Alam Sugiono, berbagai acara juga dipersiapkan untuk meramaikan kegiatan tersebut. Beberapa diantaranya adalah atraksi kesenian dan semacamnya.
 “Untuk mendukung dalam kampanye global tersebut, kami harap seluruh masyarakat Kota Bekasi pada malam itu akan mematikan lampu selama satu jam,” sambung Sugiono.
Sebelumnya, Sugiono menjelaskan pihaknya sudah melayangkan surat edaran kepada seluruh pusat perbelanjaan industry, perguruan tinggi dan masyarakat Kota Bekasi agar melakukan pemadaman lampu pada saat bersamaan. “Mudah-mudahan semuanya mengikuti,” ujarnya.
Sementara itu Koordinator Earth Hour Bekasi, Ferlansyah mengatakan, tema ‘ini aksiku, mana aksimu’ diharapkan puncak kegiatan eart hour 2012 tersebut dapat berjalan dengan baik.
“Karena akan dilakukan bersama-sama di tujuh kota besar di pulau Jawa seperti di kawasan Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Solo,” tandasnya.(adv).

Incar Kursi Walikota, PKB Siapkan 3 Kader

DEKATI PEMILIH PEMULA: Ketua Umum DPP PAN, Yandri Susanto (paling kanan) saat menyaksikan pelaksanaan tryout di ruang Musdhalifah Islamic Center, belum lama ini.
BEKASI UTARA – Kursi walikota dan wakil walikota juga menjadi incaran Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Meski hanya memiliki satu wakil di DPRD Kota Bekasi, PKB telah menyiapkan tiga kader untuk meraih kursi B1 ataupun B2.
Rekomendasi penetapan nama tiga kader PKB itu dihasilkan dalam Musyawarah cabang (Muscab) PKB bulan Maret lalu.
Ketiga nama tersebut adalah Wakil Ketua PC NU Kota Bekasi sekaligus Kepala BPN Kota Bekasi, Budi Suryanto, Drs. KH Abu Bakar Rahziz selaku Pimpinan Ponpes Mahasina Pondok Gede, dan  Ahmad Ustuchri anggota DPRD Kota Bekasi, yang juga Ketua Dewan Tanfidz PKB kota Bekasi.
”Tiga nama tersebut hasil rekomendasi Muscab yang kami laksanakan baru-baru ini. Nama yang ada, nantinya akan diperkenalkan partai kepada masyarakat pemilih sebagai calon yang akan ikut maju dalam Pemilukada Kota Bekasi dari partai kami,” ujar Ketua Dewan Tanfidz PKB,  Ahmad Ushtuchri.
”Kami rasa, saat ini sudah saatnya PKB mengusung kader sendiri untuk maju pada Pilkada nanti. Dan, nama-nama tersebut sudah tidak diragukan dan siap bertarung dalam Pemilukada nanti,” tegasnya.
Pada Muscab tersebut, sambung dia, sengaja diberi tema “Mengokohkan Peran PKB Sebagai Wadah Perjuangan Politik Nahdlatul Ulama”, karena PKB merupakan partai yang didirikan sebagai wadah aspirasi politik masyarakat NU.
Selain itu, PKB Kota Bekasi ke depan akan menargetkan 40 persen  kursi di parlemen Kota Bekasi. ”Tentunya, hal itu bukan target yang muluk-muluk. Karena dalam Muscab tersebut, partai merekomendasikan agar seluruh kader PKB melakukan jihad sosial dalam bentuk pendidikan dan kesehatan. Itu, diharapakan nantinya bisa mendongkrak perolehan suara kami,” pungkasnya. (col)

Batita Dikepruk Botol dan Disundut Rokok

DI PANGKUAN NENEK: Ayu Wulandari (3) korban penganiayaan ayah angkat.
CIKARANG BARAT–Malang betul nasib bocah berusia tiga (batita) tahun ini, Ayu Wulandari. Bukannya mendapat kasih sayang dan perhatian dari ayah angkatnya, Harianto (35), justru mendapat siksaan. Tubuh korban kerap disundut rokok dan dikepruk botol oleh pelaku hanya gara-gara sering Buang Air Besar (BAB) dan kencing di kasur.

Kemarin, penderitaan korban terungap setelah rumah yang ditempatinya bersama ayah angkatnya yang kejam di Kampung Poncol RT 02/02, Desa Kalijaya, Cikarang Barat ini dikunjungi Yuli (51) nenek korban. Yuli terkejut bukan main begitu mengetahui sekujur tubuh cucu kesayangannya itu penuh dengan bekas luka sundutan rokok.
Yuli mengaku tidak kuat begitu melihat banyak luka lebam di sekujur tubuh cucunya. bahkan di kedua tangannya banyak tersisa bekas luka sundutan rokok. ’’Di badannya banyak sekali luka bekas sundutan rokok, pelipisnya pun juga mengalami lebam,” beber Yuli kepada Radar Bekasi, kemarin.
Lebih terkejut lagi, saat dia menanyakan siapa pelaku yang tega menyiksa tubuh sang cucu, diketahui justru orang yang selama ini dipercaya untuk mengasuhnya sebagai pelaku.
’’Cucu saya cerita kalau  mulutnya dilakban, dipukul dengan tangan dan botol. Kalau nangis terus ditambah dengan sundutan rokok,’’ beber perempuan yang rambutnya mulai memutih ini.
Mendengar cerita cucunya, Yuli langsung menjerit histeris. Sontak saja kemarahan dirinya terdengar warga setempat. Hingga berdatangan ke kediaman Harianto.
’’Saya bersama warga langsung melaporkan penganiayaan ini ke Polsek Cikarang Barat. Karena kasus ini terjadi pada anak-anak petugas polsek langsung melimpahkan ke Polres,” ucapnya.
Menurut pengakuan Harianto(35) mengatakan, penganiayaan tersebut terjadi karena dirinya kesal dengan tingkah anak angkatnya yang sering buang air kecil dan besar di kasur.
Harianto pun tidak segan-segan langsung memukul Ayu dengan tangan dan botol. Dia juga menyundut Ayu dengan rokok hingga berbekas.
’’Saya khilaf melakuan penganiayaan kepada Ayu, mas. Kalau saya diizinkan memeluk untuk minta maaf, saya lakukan sekarang. Saya sayang Ayu,’’ kata Harianto dengan nada penuh penyesalan.
Sementara Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Bekasi Kabupaten Iptu Endang Longla, mengatakan hingga kini pihak kepolisian Unit PPA masih memintai keterangan saksi-saksi dan pelaku.
Apabila nanti terbukti melakukan perbuatan tersebut pelaku terancam dengan pasal Undang-undang perlindungan anak dengan ancaman 20 tahun penjara.
Untuk mempertanggung jawab kan perbuatannya kini pelaku dijebloskan ke sel tahanan Mapolresta Bekasi Kabupaten  dan kasus penganiayaan tersebut kini di tangani petugas kepolisian Unit PPA Polresta Bekasi Kabupaten. (sam)

Jaksa yang Diduga Pemeras, Bakal Dilaporkan ke Kejari

DUDUK DI KURSI: Sidang kasus narkoba dengan tersangka terdakwa Yossy Dany Haryanto (38), yang terlibat kasus kejahatan Narkotika jenis ganja, dengan agenda putusan, ditunda karena majelis hakim mengaku ada sesuatu dan lain hal. Terdakwa dalam kasus ini dituntut empat tahun penjara. ADI/RADAR BEKASI
BEKASI SELATAN – Keluarga terdakwa Yossy Dany Haryanto (38), yang terlibat kasus kejahatan Narkotika jenis ganja, berencana mengirimkan surat laporan kepada Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Bekasi terkait ulah oknum jaksa yang diduga memeras.

’’Dari pihak keluarga, rencananya akan melayangkan surat kepada Kejari dalam waktu dekat ini,” ujar kuasa hukum terdakwa, Taruli Simanjuntak kepada Radar Bekasi, kemarin.
Menurutnya, surat itu terkait upaya seorang oknum Jaksa Penuntut Umum (JPU) terdakwa yang berusaha meminta uang kepada keluarga supaya dituntut ringan.
’’Dengan inti serta materi pembicaraan bisa meringankan tuntutan atau hukuman atas kasus hukum yang menimpa terdakwa. Asalkan keluarga dapat menyediakan dana antara Rp15-20 juta untuk Jaksa. Itu yang akan dilaporkan keluarga melalui surat kepada Kejari,” papar Taruli.
Sementara itu, dalam sidang dengan agenda putusan, ketua majelis hakim menunda sidang, dengan alasan karena sesuatu dan lain hal, jadi putusan belum siap. Sehingga ketua majelis hakim menunda sidang sampai pada 8 Agustus 2012 mendatang.
Dalam kasus ini, terdakwa Yossy yenag terjerat dalam kasus Narkotika jenis ganja, dituntut empat tahun penjara oleh JPU, dengan pasal yang dikenakan, yaitu pasal127 ayat 1 huruf A, tentang UU Narkotika nomor 35 tahun 2009 tentang pemakai dan kepemilikan Narkoba. (adi)

Atap Pustu Padurenan Ambrol

Cr50/RADAR BEKASI/BOLONG: Atap Puskesmas Pembantu (pustu) Padurenan tampak berlubang karena dimakan usia.
MUSTIKAJAYA-Pasien yang datang ke Puskesmas Pembantu (pustu) Padurenan tak merasa nyaman. Ini disebabkan bangunan pustu yang tidak terawat dan rusak. Padahal, Pustu Padurenan menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Selain bangunanannya mini, sebagian ruangan  Pustu tak dapat difungsikan. Seperti, ruang toilet yang tak dapat dipakai. Yang paling parah, atap bangunan itu jebol dan kayu penyangganya keropos.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Puskesmas Mustikajaya, Abdul Khalik, mengaku nyaris pasrah. Pasalnya, pihaknya kerap mengusulkan perbaikan bangunan Pustu, namun hingga kini tak kunjung mendapat persetujuan Pemkot Bekasi.  ”Kita sudah sering diusulkan dalam Musrenbang, tetapi belum juga ada anggarannya,” ujarnya.
Meski dengan  fasilitas seadanya, pelayanan di sana, sambung Khalik, tetap berjalan seperti biasa. Setiap hari, Pustu Padurenan melayani 20 masyarakat.
”Tentunya belum layak, tapi karena harus melayanai masyarakat tetap kita gunakan, kita tiap tahun usulkan di Musrenbang, tapi itu ditentukan skala prioritas dulu,” jelas Khalik yang mengaku kerap menggunakan mobil ambulan untuk mendatangi masyarakat.
Sementara itu, salah seorang petugas jaga, Diman (80), mengaku bangunan Pustu yang berada di komplek kantor Kelurahan Padurenan sudah lama rusak. Sambungnya, sejak adanya puskesmas pembantu hingga kini belum ada perbaikan. Padahal, kondisi kayu kusen, atap, pintu serta ruangan toilet sudah rusak.
”Ini semenjak dibentuk desa sudah ada, sekarang yang rusak, paling pintu, kusen, atap, kalau ruangannya masih sering dipake, tembok juga masih lumayan bagus,” pungkasnya (cr50)

Guru Keluhkan 100 Soal UKG

Susah, Banyak Soal Kembar dan Tidak Sesuai dengan Jawaban
BEKASI SELATAN –Gagal melakukan Uji Kompetensi Guru (UKG) serempak hari pertama Senin lalu karena server Kemendikbud yang gagal online. Kini setelah sukses online, peserta UKG khususnya SMP mengeluhkan soal online yang tidak sempurna.
Dikeluhkan salah satu peserta UKG SMPN 5, Rohmatun, soal UKG Matematika tidak sesuai dengan jawaban yang disediakan. Ia menjelaskan, salah satu soal yang tidak sempurna adalah perintah untuk menyesuaikan gambar yang terlampir namun, Rohmatun tidak menemui gambar yang diinstruksikan dalam soal. ’’Cuma layar kosong saja begitu, tidak ada gambar apa-apa,” sambungnya sambil menambahkan tidak sedikit juga soal yang diberikan sama alias ’itu-itu’ saja. ’’Bahkan banyak soal yang kembar,” sambungnya.
Keluhan senada juga diutarakan peserta UKG SMPN 5, Kodamat. Kodamat menilai, 100 soal yang ditampilkan online banyak sama, hanya dibedakan angka serta kalimat matematika saja.
’’Jadinya terkesan masih terlihat kurang profesional dan panitia belum siap melaksanakan UKG,” ucapnya sambil berharap, panitia soal UKG dapat mempersiapkan lebih matang sehingga UKG yang dimaksudkan menjadi tolak ukur dapat lebih bermutu. ’’Saya sangat setuju dengan UKG ini, karena untuk meningkatkan kompetensi guru, dan dari hasil UKG ini juga pasti akan didapatkan nilai guru yang variatif. Saya kira ini sebaiknya memang rutin dilakukan,” cetusnya.
Sementara peserta UKG SMAN 5 Tamsel, Bondan Bahrudin beranggapan, UKG belum diperlukan dalam menilai kompetensi guru. Katanya, sertifikasi dan berbagai syarat didalamnya sudah cukup memberikan tolak ukur kompetensi guru.
 ’’Soalnya susah-susah, kita kan sudah bukan pembelajar lagi, sebenarnya sertifikasi sudah cukup karena sudah melalui tes PLPG dan portofolio,” keluh guru olahraga yang telah tersertifikasi sejak 2010 ini.(mas)

Tanpa e-KTP, DP4 1,7 Juta Jiwa

TERIMA DP4: Ketua KPUD Kota BEkasi Hendy Irawan (kanan) menerima kotak berisi DP4 dari Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi (kiri), kemarin.
BEKASI SELATAN-Pemkot Bekasi, melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) menyerahkan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilukada (DP4) kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi, di gedung Balai Patriot Kota Bekasi, Kamis (19/7).
Dari jumlah penduduk Kota Bekasi sebanyak  2.348.213 jiwa, yang masuk dalam DP4 yaitu sebanyak 1.750.908. Jumlah yang terakhir itulah yang berhak memilih calon Wali Kota pada proses pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) 16 Desember mendatang.
DP4 sendiri disusun Disdukcapil Kota Bekasi melalui Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK). Dalam penyusunan SIAK tersebut, Disdukcapil melibatkan  semua pihak saat dilakukan validasi, yakni Camat, Lurah bahkan RT dan RW di wilayah masing-masing.
Jumlah pemilih mencapai 1.750.908 jiwa, selanjutnya akan dilakukan validasi oleh KPU untuk ditetapkan menjadi Daftar Pemilih Sementara (DPS), sebelum akhirnya menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Ketua KPU Kota Bekasi, Hendy Irawan menuturkan, pihaknya akan membentuk Petugas Pemutkahiran Data Pemilih (PPDP) untuk melakukan validasi. ’’Setiap satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) setidaknya ada satu PPDP. Mereka nantinya akan mendatangi satu persatu pemilih, dan rumah yang sudah didatangi akan dipasang stiker,” katanya.
Pada proses Pemilukada Kota bekasi mendatang, lanjut Hendy, diperkirakan akan menggunakan sebanyak 3.474 TPS. ’’Berarti jumlah PPDP sama banyaknya dengan jumlah TPS yang ada di Kota Bekasi,” imbuhnya.
Hendy pun berharap, kisruh DPT seperti di DKI Jakarta beberapa waktu lalu bisa diminimalisir, seperti masalah data ganda, orang meninggal, dan pindah domisili. Menurut Hendy, Pemerintah Kota Bekasi memastikan tidak ada masalah pada DP4 yang telah diserahkan ke KPU.
’’Dengan begitu DPT juga tak akan ada masalah, sehingga Pilkada di Kota Bekasi akan lebih baik,” katanya.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi dalam kesempatan tersebut meminta maaf kepada masyarakat lantaran untuk DP4 Pemkot Bekasi tidak bisa menggunakan data hasil perekaman elektronik KTP (e-KTP), sebagaimana yang dijanjikan sebelumnya. Pasalnya print data masih ada di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
’’Pemerintah memohon maaf karena e-KTP tidak bisa dipakai sebagai data pemilih karena e-KTP ternyata mengalami kendala penyelesaian print di Kementerian Dalam Negeri. Makanya kita gunakan data dari SIAK,” terangnya sembari berharap agar seluruh instansi dapat bekerja sama dengan baik oleh KPU, sehingga verifikasi data berjalan bagus dan tidak merugikan penduduk, serta demi terselenggaranya Pemilukada Kota Bekasi yang aman dan damai. (mif)

Janji Dituntaskan Pasca Lebaran

BERI PENJELASAN: Ketua Komisi B DPRD Kota Bekasi, Ronny Hermawan (dua kiri), disaksikan Kapolsek Jatiasih, Kompol Bambang Dwiyanto (kiri), anggota Komisi D DPRD Dapil Jatiasih, Ratu Tatu Sukarsih (tiga kiri), Ki Kusumo, mewakili warga sekaligus Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Komando Pejuang Merah Putih (LSM KPMP), menyampaikan orasi di lokasi pembangunan SPPBE, Kamis (2/8). BISMAN/RADAR BEKASI
JATIASIH – Penolakan warga Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih Bekasi, Jawa Barat terhadap pembangunan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) akhirnya menemukan titik terang.

Ketua Komisi B DPRD Kota Bekasi, Ronny Hermawan didampingi anggota komisi D DPRD Dapil Jatiasih, Ratu Tatu Sukarsih, berjanji akan menyelesaikan keluhan warga tersebut, usai Hari Raya Idul Fitri.
Sebelumnya, warga Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih Bekasi, Jawa Barat, dengan tegas menolak  pembangunan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) di sekitar tempat tinggal mereka.
’’Sebagai wakil rakyat, kami akan memperjuangkan aspirasi masyarakat yang menolak dan keberatan atas pembangunan SPBE di pemukiman warga ini,” janji Ronny di lokasi pembangunan SPPBE saat melakukan inspeksi mendadak, (Sidak), Kamis (2/8).
Sementara itu, anggota DPRD Kota Bekasi asal Daerah Pemilihan (Dapil) IV, Kecamatan Jatiasih dan Bekasi Selatan, Ratu Tatu Sukarsih, yang akrab disapa Bunda Ratu ini juga merasa terpanggil untuk memperjuangkan warga yang merasa khawatir dan ketakutan atas pembangunan SPPBE di pemukiman warga itu.
’’Sebagai wakil rakyat di wilayah Jatiasih ini, saya siap mendampingi mereka sampai kemanapun, sehingga warga merasa aman dan nyaman tinggal di rumah mereka. Sebab, warga khawatir, jika SPBE beroperasi disekitar rumah mereka, bisa membahayakan warga dan keluarga,” tegas Bunda Ratu.
Sebelumnya, Ki Kusumo bersama warga sekitar dengan tegas menolak pembangunan SPPBE yang posisinya sangat berdampingan atau bersebelahan dengan pemukiman padat penduduk.
Menurut Ki Kusumo yang juga Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Komando Pejuang Merah Putih (LSM KPMP) ini, pembangunan SPPBE tersebut sudah melanggar peruntukkan. ’’Aturannya sudah jelas kok, mengenai lokasi atau penempatan SPPBE tidak boleh dibangun di daerah pemukiman warga,” ketusnya. (bis)