Bekasi Selatan - Ketua Umum KONI Kota Bekasi, Eddie Prihadie menilai, keberadaan lintasan sepatu roda di Gelanggang Olah Raga (GOR) setempat sudah tidak layak dan perlu pemindahan lokasi.
"Lintasannya tidak memiliki kriteria standar dan tidak bisa digunakan untuk perlombaan. Bahkan, sebagian aspalnya sudah retak-retak akibat termakan usia," katanya di Bekasi, Jumat, (21/10).
Dikatakan Eddie, lintasan sepatu roda yang berlokasi di Kelurahan Kayuringin, Bekasi Selatan itu hanya memiliki panjang lintasan 180 meter. Padahal, ukuran standarnya 200 meter.
Selain itu, kondisi lapangannya kurang luas, sehingga aktivitas bersepatu roda tidak berjalan maksimal akibat banyaknya kegiatan lain di luar sepatu roda.
"Bahkan ada warga yang memanfaatkan untuk aktivitas atletik atau sekedar mengisi waktu luang," katanya.
Dikatakan Eddie, lokasi tersebut juga relatif berbahaya bagi penggunanya, karena berdekatan dengan lokasi jembatan layang yang menghubungkan Bekasi Selatan dan wilayah utara Bekasi.
"Saat ini proses pembangunan jembatan layang itu sedang dimulai. Saya khawatir keberadaan jalan itu bisa membahayakan pengguna lintasan sepatu roda bila ada kecelakaan. Selain itu, situasi nantinya akan bising," katanya.
Eddie mengatakan, pihaknya berencana merelokasi lintasan tersebut ke Lapangan Tengah, Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur.
"Nanti akan saya sampaikan kepada atasan agar dianggarkan tahun depan," kata Eddie.
Sementara itu, Anggi Rahmadini, atlet sepatu roda sekaligus pelatih klub sepatu roda BIG, menyambut baik relokasi tersebut.
"Sudah sering anggota klub kami jatuh akibat lintasan yang retak-retak akibat rodanya nyelip di aspal yang retak," katanya.
Anggi berharap agar lintasan yang baru itu direalisasikan dengan kriteria ideal dan berstandar internasional agar setiap atlet yang berlatih di lokasi itu bisa memperoleh hasil yang maksimal. (Ant) (brat)
"Lintasannya tidak memiliki kriteria standar dan tidak bisa digunakan untuk perlombaan. Bahkan, sebagian aspalnya sudah retak-retak akibat termakan usia," katanya di Bekasi, Jumat, (21/10).
Dikatakan Eddie, lintasan sepatu roda yang berlokasi di Kelurahan Kayuringin, Bekasi Selatan itu hanya memiliki panjang lintasan 180 meter. Padahal, ukuran standarnya 200 meter.
Selain itu, kondisi lapangannya kurang luas, sehingga aktivitas bersepatu roda tidak berjalan maksimal akibat banyaknya kegiatan lain di luar sepatu roda.
"Bahkan ada warga yang memanfaatkan untuk aktivitas atletik atau sekedar mengisi waktu luang," katanya.
Dikatakan Eddie, lokasi tersebut juga relatif berbahaya bagi penggunanya, karena berdekatan dengan lokasi jembatan layang yang menghubungkan Bekasi Selatan dan wilayah utara Bekasi.
"Saat ini proses pembangunan jembatan layang itu sedang dimulai. Saya khawatir keberadaan jalan itu bisa membahayakan pengguna lintasan sepatu roda bila ada kecelakaan. Selain itu, situasi nantinya akan bising," katanya.
Eddie mengatakan, pihaknya berencana merelokasi lintasan tersebut ke Lapangan Tengah, Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur.
"Nanti akan saya sampaikan kepada atasan agar dianggarkan tahun depan," kata Eddie.
Sementara itu, Anggi Rahmadini, atlet sepatu roda sekaligus pelatih klub sepatu roda BIG, menyambut baik relokasi tersebut.
"Sudah sering anggota klub kami jatuh akibat lintasan yang retak-retak akibat rodanya nyelip di aspal yang retak," katanya.
Anggi berharap agar lintasan yang baru itu direalisasikan dengan kriteria ideal dan berstandar internasional agar setiap atlet yang berlatih di lokasi itu bisa memperoleh hasil yang maksimal. (Ant) (brat)
Tidak ada komentar: